Tampilkan postingan dengan label burung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label burung. Tampilkan semua postingan
Home » Posts filed under burung
burung angry bird di alam nyata
Diposting oleh Unknown
More about → burung angry bird di alam nyata
Label:
burung
DAFTAR ISI BLOG XCUL-XCUL
Diposting oleh Unknown
Label:
burung
Tips Cara ampuh menjodohkan Lovebird
Diposting oleh Unknown
Tips Cara Menjodohkan Lovebird
Walaupun burung ini relative mudah untuk dipasangkan alias dijodohkan, akan tetapi tidak sedikit breeder pemula yang mengalami kesulitan mengawinkan LoveBird. Cara / Tips menjodohkan LoveBird termudah dan cepat adalah menjodohkan dari semenjak anakan / lovebird muda. Masukan beberapa ekor LoveBird dalam satu kandangumbaran, rawatlah dengan baik, dan kita beri makanan yang cukup gizi dan terjamin kebersihannya. Ketika sudah mencapai umur 9 bulan, pantaulah gerak-geriknya.
Foto : dir.groups.yahoo.com
Ciri-ciri atau tanda ketika mulai birahiakan melakukan gerakan-gerakan seperti salaing bercumbu dan LoveBird pejantan akan mulai belajar Kawin dengan menaiki punggung si betina seperti mau kawin. Pantau terus pasangan tersebut. Jika gelagat ini berlanjut sampai beberapa hari, maka segera pindah atau pisahkan pasangan itu dari kelompoknya dan tempatkan dalam satu kandangyang lain. Gunakan kandang baterai yang mudah dipindahkan. Jemur dan mandikan di pagi hari.
Waktu mandi dan berjemur pagi yang terbaik adalah pukul 10.00 ke bawah, dimana sinar matahari pagi tidak terlalu terik dan panas. Berikan jeda waktu untuk penyesuaian bagi pasangan lovebird tersebut. Lama waktu yang kita butuhkan biasanya berkisar 3 sampai 6 pekan untuk memastikan bahwa pasangan tersebut sudah berjodoh dan siap kita tangkarkan.
Hal yang perlu kita ingat adalah Jangan terburu-buru masukkan glodok/gowok/ kotak sarang LoveBird terlalu awal karena kotak sarang lovebird / glodok yang kita masukkan terlalu cepat akan menyibukkan pasangan LoveBird bermain-main dengan kotaknya karena kotak dianggap sebagai mainan yang menarik. Akibatnya kalau mereka sibuk dengan kotak glodok itu pada akhirnya menghilangkan rasa Birahi pasangan itu, akan tetapi ada beberapa peternak yang langsung memasukkan kotak Glodok sejak awal.
A. LoveBird Siap Ditangkarkan
Pada umur berapakah burung Love Bird bisa dan siap dikembangbiakkan? Usia untuk penangkaran indukan Love Bird adalah sekitar umur 1 tahun. jika perawatan di lakukan dengan baik dan intensif maka 10 bulan sudah akan menunjukkan ciri-ciri akan kawin dan bertelur pada Love Bird betina dan birahi pada pejantan. Amatilah, Pasangan yang sudah dipisahkan. kalau sudah melihat pasangan kawin dengan klop dan sempurna, dalam arti ritual perkawinan itu berjalan cukup lama yaitu pejantan tidak jatuh dari punggung lovebird betina, artinya pasangan lovebird itu sudah siap melakukan reproduksi. Maka yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan kandang penangkaran yang dilengkapi kotak sarang didalamnya. Masukkkan pasangan lovebird itu dan tunggu sampai pasangan itu sampai bertelur.
Pasangan yang kita masukan di kandang penangkaran biasanya akan segera membuat sarangdi kotaknya. Usahakan didalam kotak kita sediakan bahan serutan kayu setinggi 1-2 cm sebagai alas sarang. Lalu berikan juga kulit jagung muda yang kita letakkan di dalam kandang. Sang Burung betina biasanya akan aktif sekali mengambil kulit jagung dan dirobek-robeknya dengan paruhnya lalu kulit jagung itu dibawa masuk ke kotak sarang. Sang jantan yang baik akan rajin menolong si betina. Disini ambil kesimpulan apakah nantinya pejantan akan berlaku sebagai bapak yang baik dan rajin meloloh si betina dan anaknya.
Jangan lupa kita sediakan Kulit jagung muda karena kulit jagung sebagai salah satu media untuk membuat sarang bagi pasangan burung. Selain itu kita juga dapat memakai daun cemara kering, rumput kering, sabut kelapa dan daun palem dan lainnya.
B. Ritual Kawin
Mengamati pasangan Love Birdyang birahi dan kawin sangatlah menarik. Gaya dan geraknya mereka sangat mempesona. mari kita perhatikan sendiri. Love = Cinta adalah julukan yang menemepel pada burung ini. Bayangkan apalagi ritual kawin mereka.
Pejantan akan memulai dengan tarian yang memadukan gerakan tubuh dan kakinya. Pejantan mencumbui si betina dengan menyuapinya. Apabila kita lihat seperti pasangan yang sedang berciuman. Semakin sering pejantan menyuapi si betina maka induk betina akan segera akan mengembangkan kedua sayapnya seolah menyambut mempelai prianya. Lalu perkawinan pun segera berlangsung untuk waktu lama. Burung Love Bird sangat menikmati ritual perkawinan ini hingga mencapai orgasme baik pejantan dan betina.
C. Pasangan Sejati
LoveBird adalah burung monogami, mereka akan berpasangan seumur hidup. Ikatan jodoh mereka kuat sekali. Bila salah satu pasangan mati, LoveBird cenderung akan sulit dicarikan pasangan barunya. Lovebird Perlu waktu yang lama untuk melupakan pasangan hidupnya.
Sumber : Wikipedia
Daftar nama burung yang ada di indonesia komplet
Diposting oleh Unknown
Keterangan urutan:
Bahasa latin - Bahasa Indonesia - Status konservasi
Status Konservasi
NE = Tidak dievaluasi NT = Hampir terancam CR = Kritis
DD = Kurang Data VU = Rentan EW = Telah punah di alam bebas
LC = Beresiko rendah EN = Terancam punah EX = Punah
Passeriformes :
Jenis burung pengicau yang ada di indonesia
Eurylaimidae
Calyptomena viridis : Madi-hijau Kecil - NT
Calyptomena hosii : Madi-hijau Perut-biru - NT
Calyptomena whiteheadi : Madi-hijau Whitehead - LC
Cymbirhynchus macrorhynchos Sempur-hujan Sungai - LC
Psarisomus dalhousiae : Madi Injab - LC
Serilophus lunatus : Madi Dada-perak - LC
Eurylaimus javanicus : Sempur-hujan Rimba - LC
Eurylaimus ochromalus : Sempur-hujan Darat - NT
Corydon sumatranus : Madi Hitam - LC
Pittidae : Burung Paok
Pitta schneideri Paok Schneider - VU
Pitta caerulea Paok Besar-biru - NT
Pitta guajana Paok Pancawarna - LC
Pitta baudii Paok Kepala-biru - VU
Pitta sordida Paok Hijau - LC
Pitta maxima Paok Halmahera - LC
Pitta erythrogaster Paok Mopo - LC
Pitta dohertyi - NT
Pitta arcuata Paok Biru - LC
Pitta granatina Paok Delima - NT
Pitta venusta Paok Topi-hitam - VU
Pitta nympha Paok Bidadari - VU - LANGKA
Pitta moluccensis Paok Hujan - LC
Pitta megarhyncha Paok Bakau - NT
Pitta elegans Paok Laus - LC
Pitta versicolor Paok Lantang - LC
Ptilonorhynchidae: Namdur
Ailuroedus buccoides Burung-kucing Kuping-putih - LC
Ailuroedus melanotis Burung-kucing Tutul - LC
Archboldia papuensis Namdur Hitam - NT
Amblyornis inornata Namdur Polos - LC
Amblyornis macgregoriae Namdur Jambul-emas - LC
Amblyornis flavifrons Namdur Dahi-emas - LC
Sericulus aureus Namdur Api - LC
Chlamydera lauterbachi Namdur Dada-kuning - LC
Chlamydera cerviniventris Namdur Coklat - LC
Climacteridae
Cormobates placens Munguk Papua - LC
Maluridae
Sipodotus wallacii Cikrak-peri Topi-biru - LC
Malurus grayi Cikrak-peri Paruh-lebar - LC
Malurus alboscapulatus Cikrak-peri Bahu-putih - LC
Malurus cyanocephalus Cikrak-peri Kaisar - LC
Clytomyias insignis Cikrak-peri Topi-merah - LC
Acanthizidae
Crateroscelis murina - Tepus-tikus Merah - LC
Crateroscelis nigrorufa Tepus-tikus Dwiwarna - LC
Crateroscelis robusta - Tepus-tikus Gunung - LC
Sericornis beccarii - Sericornis Beccari - LC
Sericornis virgatus - Sericornis Beragam - LC
Sericornis nouhuysi - Sericornis Besar - LC
Sericornis rufescens - Sericornis Vogelkop - LC
Sericornis perspicillatus - Sericornis Kepala-coklat - LC
Sericornis arfakianus - Sericornis Kelabu-hijau - LC
Sericornis papuensis - Sericornis Papua - LC
Sericornis spilodera - Sericornis Paruh-putih - LC
Gerygone cinerea - Remetuk Kelabu - LC
Gerygone chloronota - Remetuk Tunggir-hijau - LC
Gerygone palpebrosa - Remetuk Bidadari - LC
Gerygone chrysogaster - Remetuk Perut-emas - LC
Gerygone magnirostris - Remetuk Rawa - LC
Gerygone hypoxantha - Remetuk Biak - EN
Gerygone sulphurea - Remetuk Laut - LC
Gerygone inornata - LC
Gerygone dorsalis - Remetuk Panggul-merah - LC
Gerygone ruficollis - Remetuk Pakis - LC
Acanthiza murina - Remetuk Papua - LC
Pomatostomidae
Pomatostomus isidorei - Cica Papua Merah - LC
Pomatostomus temporalis - Cica Papua Topi-kelabu - LC
Orthonychidae
Orthonyx novaeguineae - LC
Melampitta lugubris - Melampitta Kecil - LC
Melampitta gigantea - Melampitta Besar - LC
Ifrita kowaldi - Ifrita Topi-biru - LC
Cnemophilidae
Cnemophilus macgregorii - Cendrawasih Jambul - LC
Cnemophilus loriae - Cendrawasih Loria - LC
Loboparadisea sericea - Cendrawasih Sutera - NT
Melanocharitidae
Melanocharis arfakiana - Burung buah Gelap - DD
Melanocharis nigra - Burung buah Hitam - LC
Melanocharis longicauda - Burung buah Dada-kuning - LC
Melanocharis versteri - Burung buah Kipasan - LC
Melanocharis striativentris - Burung buah Bercoreng - LC
Melanocharis crassirostris - LC
Oedistoma pygmaeum - Cucuk Panjang Kerdil - LC
Toxorhamphus poliopterus - Cucuk panjang Dagu-kelabu - LC
Toxorhamphus novaeguineae - Cucuk panjang Perut-kuning - LC
Toxorhamphus iliolophus - Cucuk panjang Kate - LC
Oreocharis arfaki - Burung buah Gelatik - LC
Paramythia montium - Burung buah Jambul - LC
Eupetidae
Androphobus viridis - Burung-cambuk Papua - DD
Ptilorrhoa leucosticta - Tepus-permata Gunung - LC
Ptilorrhoa caerulescens - Tepus-permata Biru - LC
Ptilorrhoa castanonota - Tepus-permata Belang - LC
Eupetes macrocerus - Sipinjur Melayu - NT
Cinclosomatidae
Cinclosoma ajax - Anis puyuh Ajax - LC
Machaerirhynchidae
Machaerirhynchus flaviventer - Cucuk pisau Dada-kuning - LC
Machaerirhynchus nigripectus - Cucuk pisau Dada-hitam - LC
Cracticidae
Cracticus mentalis - Jagal Leher-putih - LC
Cracticus cassicus - Jagal Papua - LC
Cracticus quoyi - Jagal Hitam - LC
Gymnorhina tibicen -Jagal Punggung-hitam - LC
Peltops blainvillii - Peltops Hutan - LC
Peltops montanus - Peltops Gunung - LC
Artamidae
Artamus leucorynchus -Kekep Babi - LC
Artamus monachus -Kekep Sulawesi - LC
Artamus maximus -Kekep Besar - LC
Artamus cinereus -Kekep Hitam - LC
Aegithinidae : Cipo
Aegithina tiphia - Cipoh Kacat - LC
Aegithina viridissima - Cipoh Jantung - NT
Pityriaseidae
Pityriasis gymnocephala - Tiong batu Kalimantan - NT
Campephagidae
Tephrodornis gularis - Jinjing Petulak - LC
Coracina larvata - Kepudang sungu Gunung - LC
Coracina javensis - Kepudang sungu Jawa - LC
Coracina schistacea - Kepudang sungu Kelabu - LC
Coracina personata - Kepudang sungu Topeng - LC
Coracina atriceps - Kepudang sungu Maluku - LC
Coracina fortis - Kepudang sungu Buru - NT
Coracina novaehollandiae - Kepudang sungu Besar - LC
Coracina caeruleogrisea - Kepala sungu Paruh-tebal - LC
Coracina temminckii - Kepudang sungu Biru - LC
Coracina striata - Kepudang sungu Sumatera - LC
Coracina bicolor - Kepudang sungu Belang - NT
Coracina lineata - Kepudang sungu Mata-kuning - LC
Coracina boyeri - Kepudang sungu Kelek-coklat - LC
Coracina leucopygia - Kepudang-sungu Tungging-putih - LC
Coracina papuensis - Kepudang-sungu Kartula - LC
Coracina longicauda - Kepudang-sungu Kepala-hitam - LC
Coracina parvula - Kepudang sungu Halmahera - LC
Coracina abbotti - Kepudang sungu Kerdil - LC
Coracina tenuirostris - Kepudang sungu Miniak - LC
Coracina dohertyi - Kepudang sungu Sumba - LC
Coracina sula - Kepudang sungu Sula - LC
Coracina dispar - Kepudang sungu Kai - NT
Coracina morio - Kepudang sungu Sulawesi - LC
Coracina ceramensis - Kepudang sungu Pucat - LC
Coracina incerta - LC
Coracina schisticeps - Kepudang sungu Desin - LC
Coracina melas - Kepudang sungu Hitam - LC
Coracina montana - Kepudang sungu Perut-hitam - LC
Coracina fimbriata - Kepudang sungu Kecil - LC
Campochaera sloetii - Kepudang sungu Emas - LC
Lalage nigra -Kapasan Kemiri - LC
Lalage leucopygialis -Kapasan Sulawesi - LC
Lalage sueurii -Kapasan Sayap-putih - LC
Lalage aurea -Kapasan Halmahera - LC
Lalage moesta - LC
Lalage atrovirens -Kapasan Alis-hitam - LC
Lalage leucomela -Kapasan Alis-putih - LC
Pericrocotus divaricatus - Sepah Padang - LC
Pericrocotus cinnamomeus - Sepah Kecil - LC
Pericrocotus igneus - Sepah Tulin - NT
Pericrocotus lansbergei - Sepah Kerdil - LC
Pericrocotus solaris - Sepah Dagu-kelabu - LC
Pericrocotus miniatus - Sepah Gunung - LC
Pericrocotus flammeus - Sepah Hutan - LC
Hemipus picatus - Jingjing Bukit - LC
Hemipus hirundinaceus - Jingjing Batu - LC
Neosittidae
Daphoenositta chrysoptera -Sitella Papua - LC
Daphoenositta miranda -Sitella Hitam - LC
Falcunculidae
Eulacestoma nigropectus -Paruh-bajak Gelambir - LC
Pachycephalidae : Kancilan
Pachycare flavogrisea - Kancilan Topeng-emas - LC
Rhagologus leucostigma - Kancilan Burik - LC
Hylocitrea bonensis - Kancilan Buah - LC
Coracornis raveni - Kancilan Ungu - LC
Aleadryas rufinucha - Kancilan Tengkuk-merah - LC
Pachycephala grisola - Kancilan Bakau - LC
Pachycephala phaionota - Kancilan Pulau - LC
Pachycephala hyperythra - Kancilan Karat - LC
Pachycephala hypoxantha - Kancilan Kalimantan- LC
Pachycephala sulfuriventer - Kancilan Perut-kuning - LC
Pachycephala meyeri - Kancilan Vogelkop - LC
Pachycephala simplex - Kancilan Kelabu - LC
Pachycephala orpheus - LC
Pachycephala pectoralis - Kancilan Emas - LC
Pachycephala soror - Kancilan Sclater - LC
Pachycephala lorentzi - Kancilan Lorentz - LC
Pachycephala schlegelii - Kancilan Obuhai - LC
Pachycephala nudigula - Populer dengan nama Samyong -LC
Pachycephala aurea - Kancilan Tunggir-emas - LC
Pachycephala griseonota - Kancilan Tuna-warna - LC
Pachycephala arctitorquis - LC
Pachycephala monacha - Kancilan Kepala-hitam - LC
Pachycephala leucogastra - LC
Laniidae : Pentet
Lanius tigrinus - Bentet Loreng - LC
Lanius cristatus - Bentet Coklat - LC
Lanius schach - Bentet Kelabu - LC
Oriolidae
Sphecotheres hypoleucus - NT
Sphecotheres viridis - Burung-ara Hijau - LC
Oriolus melanotis - LC
Oriolus bouroensis - LC
Oriolus forsteni - LC
Oriolus phaeochromus - LC
Oriolus szalayi - Kepudang Coklat - LC
Oriolus sagittatus - Kepudang Tunggir-zaitun - LC - LANGKA
Oriolus flavocinctus - Kepudang Bakau - LC
Oriolus xanthonotus - Kepudang Hutan - NT
Oriolus chinensis - Kepudang Kudung-hitam - LC
Oriolus xanthornus - Kepudang Kerudung-hitam - LC
Oriolus cruentus - Kepudang Hitam - LC
Colluricinclidae
Colluricincla umbrina - LC
Colluricincla megarhyncha - Anis bentet Kecil - LC
Colluricincla sanghirensis - Anis bentet Sangihe - CR
Colluricincla harmonica - Anis bentet Kelabu - LC
Pitohui kirhocephalus - Pitohui Belang - LC
Pitohui dichrous - Pitohui Kepala-hitam - LC
Pitohui incertus - Pitohui Perut-putih - NT
Pitohui ferrugineus - Pitohui Karat - LC
Pitohui cristatus - Pitohui Jambul - LC
Pitohui nigrescens - Pitohui Hitam - LC
Dicruridae: Srigunting
Chaetorhynchus papuensis - Srigunting Kerdil - LC
Dicrurus macrocercus - Srigunting Hitam - LC
Dicrurus leucophaeus - Srigunting Kelabu - LC
Dicrurus annectans - LC
Dicrurus aeneus - Srigunting Keladi - LC
Dicrurus remifer - Srigunting Gunung - LC
Dicrurus hottentottus - Srigunting Jambul-rambut - LC
Dicrurus sumatranus - Srigunting Sumatera - NT
Dicrurus montanus - Srigunting Sulawesi - LC
Dicrurus densus - LC
Dicrurus bracteatus - Srigunting Lencana - LC
Dicrurus paradiseus - Srigunting Batu - LC
Rhipiduridae : Kipasan
Rhipidura phoenicura - Kipasan Ekor-merah - LC
Rhipidura albicollis - Kipasan Gunung - LC
Rhipidura euryura - Kipasan Bukit - LC
Rhipidura javanica - Kipasan Belang - LC
Rhipidura perlata - Kipasan Mutiara - LC
Rhipidura leucophrys - Kipasan Kebun - LC
Rhipidura diluta - LC
Rhipidura rufiventris - Kipasan Dada-lurik - LC
Rhipidura fuscorufa - NT
Rhipidura threnothorax - Kipasan-semak Bayan - LC
Rhipidura maculipectus - Kipasan-semak Hitam - LC
Rhipidura leucothorax - Kipasan-semak Perut-putih - LC
Rhipidura atra - Kipasan Hitam - LC
Rhipidura hyperythra - Kipasan Perut-coklat - LC
Rhipidura albolimbata - Kipasan Ramah - LC
Rhipidura phasiana - Kipasan Bakau - LC
Rhipidura brachyrhyncha - Kipasan Dwiwujud - LC
Rhipidura teysmanni - Kipasan Sulawesi - LC
Rhipidura superflua - LC
Rhipidura dedemi - LC
Rhipidura opistherythra - NT
Rhipidura rufidorsa Kipasan Tunggir-merah - LC
Rhipidura rufifrons Kipasan Dada-hitam - LC
Monarchidae
Hypothymis azurea - Kehicap Ranting - LC
Eutrichomyias rowleyi - Seriwang Sangihe - CR
Terpsiphone paradisi - Seriwang Asia - LC
Terpsiphone atrocaudata - NT
Terpsiphone cinnamomea - Seriwang Filipina - LC
Monarcha axillaris - Kehicap Hitam - LC
Monarcha rubiensis - Kehicap Merah - LC
Monarcha cinerascens - Kehicap Pulau - LC
Monarcha frater - Kehicap Sayap-hitam - LC
Monarcha pileatus - LC
Monarcha castus - LC
Monarcha guttulus - Kehicap Tutul - LC
Monarcha mundus - LC
Monarcha trivirgatus - Kehicap Kacamata - LC
Monarcha sacerdotum - Kehicap Flores - EN
Monarcha everetti - Kehicap Tanahjampea - EN
Monarcha loricatus - LC
Monarcha boanensis - Kehicap Boano - CR
Monarcha leucurus - NT
Monarcha julianae - Kehicap Kofiau - DD
Monarcha manadensis - Kehicap Bertopi - LC
Monarcha brehmii - Kehicap Biak - EN
Monarcha chrysomela - Kehicap Emas - LC
Arses telescophthalmus - Kehicap Biku-biku - LC
Arses insularis - LC
Grallina cyanoleuca - Branjangan lumpur Australia - LC
Grallina bruijni - Branjangan lumpur Sungai - LC
Myiagra atra - Sikatan Biak - NT
Myiagra galeata - LC
Myiagra rubecula - Sikatan Kelam - LC
Myiagra ruficollis - Sikatan Paruh-lebar - LC
Myiagra cyanoleuca - Sikatan Satin - LC
Myiagra inquieta - Sikatan Gelisah - LC
Myiagra alecto - Sikatan Kilap - LC
Corvidae
Platylophus galericulatus - Tangkar Ongklet ( Cililin ) - NT
Platysmurus leucopterus - Tangkar Kambing - NT
Cissa chinensis - Ekek Layongan - LC
Cissa thalassina - Ekek Geling - LC
Dendrocitta occipitalis - Tangkar-uli Sumatera - LC
Crypsirina temia -Cetrong - LC
Corvus splendens - Gagak Rumah - LC
Corvus enca - Gagak Hutan - LC
Corvus typicus - Gagak Sulawesi - LC
Corvus unicolor - Gagak Banggai - CR
Corvus florensis - Gagak Flores - EN
Corvus validus - Gagak Paruh-panjang - LC
Corvus fuscicapillus - Gagak Kepala-coklat - NT
Corvus tristis - Gagak Kelabu - LC
Corvus macrorhynchos - Gagak Kampung - LC
Corvus orru - Gagak Orru - LC
Paradisaeidae
Lycocorax pyrrhopterus Cendrawasih Gagak - LC
Manucodia ater Manukodia Kilap - LC
Manucodia chalybatus Manukodia Leher-keriting - LC
Manucodia jobiensis Manukodia Jobi - LC
Manucodia keraudrenii Manukodia Trompet - LC
Paradigalla carunculata Paradigalla Ekor-panjang - NT
Paradigalla brevicauda Paradigalla Ekor-pendek - LC
Astrapia nigra Astrapia Arfak - LC
Astrapia splendidissima Astrapia Cemerlang - LC
Parotia sefilata Parotia Arfak - LC
Parotia carolae Parotia Carola - LC
Pteridophora alberti Cendrawasih Panji - LC
Lophorina superba Cendrawasih Kerah - LC
Ptiloris magnificus Toowa Cemerlang - LC
Epimachus fastuosus Paruh-sabit Kurikuri - VU
Epimachus meyeri Paruh-sabit Coklat - LC
Epimachus albertisi Paruh-sabit Ekor-kuning - LC
Epimachus bruijnii Paruh-sabit Paruh-putih - NT
Cicinnurus magnificus Cendrawasih Belah-rotan - LC
Cicinnurus respublica Cendrawasih Botak - NT
Cicinnurus regius Cendrawasih Raja - LC
Semioptera wallacii Bidadari Halmahera - LC
Seleucidis melanoleucus Cendrawasih Mati-kawat - LC
Paradisaea rubra Cendrawasih Merah - NT
Paradisaea minor Cendrawasih Kuning-kecil - LC
Paradisaea apoda Cendrawasih Kuning-besar - LC
Paradisaea raggiana Cendrawasih Raggiana - LC
Petroicidae
Poecilodryas brachyura Robin Dagu-hitam - LC
Poecilodryas hypoleuca Robin Belang - LC
Poecilodryas placens Robin Kuning - NT
Poecilodryas albonotata Robin Leher-hitam - LC
Peneothello sigillatus Robin Sayap-putih - LC
Peneothello cryptoleuca Robin Kelabu - LC
Peneothello cyanus Robin Biru-abu - LC
Peneothello bimaculata Robin Tunggir-putih - LC
Heteromyias albispecularis Robin Badut - LC
Tregellasia leucops Robin Muka-putih - LC
Eopsaltria pulverulenta Robin Bakau - LC
Pachycephalopsis hattamensis Robin Hijau - LC
Pachycephalopsis poliosoma Robin Mata-putih - LC
Monachella muelleriana Sikatan Sungai - LC
Microeca hemixantha - NT
Microeca flavigaster Sikatan Perut-kuning - LC
Microeca griseoceps Sikatan Kuning - LC
Microeca flavovirescens Sikatan Zaitun - LC
Microeca papuana Sikatan Kenari - LC
Eugerygone rubra Robin Akik - LC
Petroica bivittata Robin Gunung - LC
Petroica archboldi Robin Salju - DD
Drymodes superciliaris Kucica-semak Alis - LC
Amalocichla sclateriana Anis-Papua Besar - LC
Amalocichla incerta Anis-Papua Kecil - LC
Paridae
Parus major - Gelatik Batu - LC
Melanochlora sultanea - LC
Hirundinidae : layang layang
Riparia riparia Layang-layang Pasir - LC - LANGKA
Hirundo rustica Layang-layang Api - LC
Hirundo tahitica Layang-layang Batu - LC
Hirundo daurica Layang-layang Gua - LC - LANGKA
Hirundo striolata Layang-layang Besar - LC
Hirundo nigricans Layang-layang Pohon - LC
Hirundo ariel Layang-layang Bidadari - LC
Delichon dasypus Layang-layang Rumah - LC
Aegithalidae
Psaltria exilis : Cerecet Jawa - LC
Alaudidae : branjangan
Mirafra javanica - Branjangan Jawa - LC
Cisticolidae : Cici
Cisticola juncidis - Cici Padi - LC
Cisticola exilis - Cici Merah - LC
Prinia polychroa - Perenjak Coklat - LC
Prinia atrogularis - Perenjak Gunung - LC
Prinia familiaris - Perenjak Jawa - LC
Prinia flaviventris - Perenjak Rawa - LC
Prinia inornata - Perenjak Sisi-merah - LC
Pycnonotidae : Cucak
Pycnonotus zeylanicus - Cucak Rawa - VU
Pycnonotus leucogrammicus - Cucak Kerinci - LC
Pycnonotus tympanistrigus- Cucak Mutiara - NT
Pycnonotus melanoleucos - Cucak Sakit-tubuh - NT
Pycnonotus atriceps - Cucak Kuricang - LC
Pycnonotus melanicterus - Cucak Kuning - LC
Pycnonotus squamatus - Cucak Bersisik - NT
Pycnonotus cyaniventris - Cucak Kelabu - NT
Pycnonotus aurigaster - Cucak Kutilang - LC
Pycnonotus eutilotus - Cucak Rumbai-tungging - NT
Pycnonotus nieuwenhuisii - Cucak Gelambir-biru - DD
Pycnonotus bimaculatus - Cucak Gunung - LC
Pycnonotus flavescens - Merbah Gunung - LC
Pycnonotus goiavier - Merbah Cerukcuk - LC
Pycnonotus plumosus - Merbah Belukar (Kapas Tembak ) - LC
Pycnonotus simplex - Merbah Corok-corok - LC
Pycnonotus brunneus - Merbah Mata-merah - LC
Pycnonotus erythropthalmos - Merbah Kacamata - LC
Setornis criniger - Empuloh Paruh-kait - VU
Tricholestes criniger - Brinji Rambut-tunggir - LC
Iole olivacea - Brinji Mata-putih - NT
Ixos malaccensis - Brinji Bergaris - NT
Alophoixus finschii - NT
Alophoixus ochraceus - Empuloh Ragum ( Jenggot tembak ) - LC
Alophoixus bres - Empuloh Janggut ( Cucak jenggot )- LC
Alophoixus phaeocephalus - Empuloh Irang - LC
Alophoixus affinis - LC
Hemixos flavala - Brinji Kelabu - LC
Hypsipetes virescens - Brinji Gunung - LC
-->
SylviidaeOrthotomus cuculatus - Cinenen Gunung - LC
Orthotomus sutorius - Cinenen Pisang - LC
Orthotomus atrogularis - Cinenen Belukar - LC
Orthotomus sericeus - Cinenen Merah - LC
Orthotomus ruficeps - Cinenen Kelabu - LC
Orthotomus sepium - LC
Megalurus timoriensis - Cica koreng Timur - LC
Megalurus palustris - Bejuwit - LC
Megalurus albolimbatus - Cica koreng Mahkota-polos - VU
Megalurus gramineus - Cica koreng Kecil - LC
Buettikoferella bivittata - LC
Tesia superciliaris - Tesia Jawa - LC
Tesia everetti - LC
Urosphena subulata - LC
Urosphena whiteheadi - LC
Cettia vulcania - Ceret Gunung - LC
Cettia carolinae - NT
Bradypterus seebohmi - Ceret Puncak - LC
Bradypterus castaneus - Ceret Coklat - LC
Locustella lanceolata - Kecici Belalang-lurik - LC
Locustella certhiola - Kecici Belalang - LC
Locustella ochotensis - LC
Locustella fasciolata - Kecici Gray - LC
Acrocephalus bistrigiceps - LC
Acrocephalus arundinaceus - Kerakbasi Alis-putih - LC
Acrocephalus stentoreus - Kerakbasi Ramai - LC
Acrocephalus australis - LC
Phylloscopus inornatus - Cikrak Polos - LC - LANGKA
Phylloscopus borealis - Cikrak Kutub - LC
Phylloscopus coronatus - Cikrak Mahkota - LC
Phylloscopus trivirgatus - Cikrak Daun - LC
Phylloscopus sarasinorum - Cikrak Sulawesi - LC
Phylloscopus presbytes - LC
Phylloscopus poliocephalus - Cikrak Pulau - LC
Seicercus castaniceps - Cikrak Mahkota-coklat - LC
Seicercus montis - Cikrak Dada-kuning - LC
Seicercus grammiceps - Cikrak Muda - LC
Abroscopus superciliaris - Perenjak Kuning - LC
Timaliidae
Pellorneum capistratum - Pelanduk Topi-hitam - LC
Trichastoma rostratum - Pelanduk Dada-putih - NT
Trichastoma celebense - Pelanduk Sulawesi - LC
Trichastoma bicolor - Pelanduk Merah - LC
Trichastoma buettikoferi - NT
Trichastoma pyrrogenys - LC
Malacocincla abbotti - LC
Malacocincla sepiaria - Pelanduk Semak - LC
Malacocincla perspicillata - Pelanduk Kalimantan - VU
Malacocincla malaccensis - Pelanduk Ekor-pendek - NT
Malacopteron magnirostre - Asi Kumis - LC
Malacopteron affine - Asi Topi-jelaga - NT
Malacopteron cinereum - Asi Topi-sisik - LC
Malacopteron magnum - Asi Besar - NT
Malacopteron albogulare - Asi Dada-kelabu - NT
Pomatorhinus montanus - Cica kopi - LC
Rimator malacoptilus - Berencet Paruh-panjang - LC
Ptilocichla leucogrammica - Berencet Kalimantan - VU
Kenopia striata - Berencet Loreng - NT
Napothera macrodactyla - Berencet Besar - NT
Napothera rufipectus - Berencet Dada-karat - LC
Napothera atrigularis - NT
Napothera marmorata - Berencet Pualam - LC
Napothera crassa - Berencet Gunung - LC
Napothera epilepidota - Berencet Berkening - LC
Pnoepyga pusilla - Berencet Kerdil - LC
Stachyris rufifrons - Tepus Dahi-merah - LC
Stachyris chrysaea - Tepus Emas - LC
Stachyris grammiceps - Tepus Dada-putih - NT
Stachyris nigriceps - Tepus Kepala-hitam - LC
Stachyris poliocephala - Tepus Kepala-kelabu - LC
Stachyris striolata - Tepus Lurik - LC
Stachyris leucotis - Tepus Telinga-putih - NT
Stachyris nigricollis - Tepus Kaban - NT
Stachyris thoracica - Tepus Leher-putih - LC
Stachyris maculata - Tepus Tunggir-merah - NT
Stachyris erythroptera - Tepus Merbah-sampah - LC
Stachyris melanothorax - Tepus Pipi-perak - LC
Macronous gularis - Ciung-air Coreng - LC
Macronous flavicollis - Ciung Air - LC
Macronous ptilosus - Ciung-air Pongpong- NT
Timalia pileata - LC
Garrulax palliatus - Poksai Mantel - LC
Garrulax rufifrons - Poksai Kuda - NT
Garrulax leucolophus - Poksai Jambul - LC
Garrulax lugubris - Poksai Hitam - LC
Garrulax mitratus - Poksai Genting - LC
Leiothrix argentauris - Mesia Telinga-perak - LC
Pteruthius flaviscapis - Ciu Besar - LC
Pteruthius aenobarbus - Ciu Kecil - LC
Alcippe brunneicauda - Wergan Coklat - NT
Alcippe pyrrhoptera - Wergan Jawa - LC
Crocias albonotatus - Burung Matahari ( Pentet matahari )- NT
Heterophasia picaoides - Sibia Ekor panjang ( Muray Airmancur )- LC
Yuhina everetti - Yuhina Kalimantan - LC
Yuhina zantholeuca - Yuhina Perut-putih - LC
Malia grata - Malia Sulawesi - LC
Zosteropidae : kacamata
Zosterops palpebrosus - Kacamata Biasa - LC
Zosterops salvadorii - Kacamata Enggano - LC
Zosterops atricapilla - Kacamata Topi-hitam - LC
Zosterops everetti - Kacamata Belukar - LC
Zosterops montanus - Kacamata Gunung - LC
Zosterops flavus - Kacamata Jawa - NT
Zosterops chloris - Kacamata Laut - LC
Zosterops citrinella - Kacamata Limau - LC
Zosterops grayi - Kacamata Kai-besar - NT
Zosterops uropygialis - Kacamata Kai-kecil - NT
Zosterops consobrinorum - Kacamata Sulawesi - LC
Zosterops anomalus - Kacamata Makasar - LC
Zosterops wallacei - Kacamata Wallacea - LC
Zosterops atrifrons - Kacamata Dahi-hitam - LC
Zosterops nehrkorni - Kacamata Sangihe - CR
Zosterops stalkeri - Kacamata Seram - NE
Zosterops atriceps - Kacamata Halmahera - LC
Zosterops minor - Kacamata Dagu-kuning - LC
Zosterops mysorensis - Kacamata Biak - NT
Zosterops fuscicapilla - Kacamata Arfak - LC
Zosterops buruensis - Kacamata-kuning Buru - LC
Zosterops kuehni - Kacamata-kuning Ambon - NT
Zosterops novaeguineae - Kacamata Papua - LC
Tephrozosterops stalkeri - Opior Dwiwarna - LC
Madanga ruficollis - Opior Buru - EN
Lophozosterops javanicus - Kacamata Leher-abu - LC
Lophozosterops squamiceps - Opior Sulawesi - LC
Lophozosterops superciliaris - Opior Flores - LC
Lophozosterops pinaiae - Opior Kepala-abu - LC
Lophozosterops dohertyi - Opior Jambul - LC
Oculocincta squamifrons - Opior Kalimantan - LC
Heleia crassirostris - Opior Paruh-tebal - LC
Heleia muelleri - Opior Timor - NT
Chlorocharis emiliae - Opior Mata-hitam - LC
Irenidae
Irena puella - Kacembang Gadung - LC
Sittidae
Sitta frontalis - Munguk Beledu - LC
Sitta azurea - Munguk Loreng - LC
Sturnidae : Jalak
Aplonis crassa - NT
Aplonis cantoroides - Perling Kicau - LC (info)
Aplonis mysolensis - Perling Maluku - LC
Aplonis minor - Perling Kecil - LC
Aplonis panayensis - Perling Kumbang - LC
Aplonis metallica - Perling Ungu - LC
Aplonis magna -Perling Papua - LC
Aplonis mystacea - Perling Mata-kuning - NT
Mino anais - Mino Emas - LC
Mino dumontii - Mino Muka-kuning - LC
Basilornis celebensis - Raja-perling Sulawesi - LC
Basilornis galeatus - Raja-perling Sula - NT
Basilornis corythaix - LC
Streptocitta albicollis - Blibong Pendeta - LC
Streptocitta albertinae - Blibong Sula - NT
Enodes erythrophris - Jalak Alis-api - LC
Scissirostrum dubium - Jalak Rio (info)
Gracula religiosa - Tiong Emas ( Beo )- LC (info)
Acridotheres tristis - Kerak Ungu ( Jalak Nias ) - LC -
Acridotheres cinereus - Jalak Ungu - LC (info)
Leucopsar rothschildi - Jalak Bali - CR
Sturnus sturninus - LC
Sturnus philippensis - LC
Sturnus contra - Jalak Suren - LC
Sturnus melanopterus - Jalak Putih - EN
Turdidae : Cacing
Myophonus melanurus - Ciung-batu Sumatera - LC
Myophonus glaucinus - Ciung-batu Kecil - LC
Myophonus castaneus - NE
Myophonus borneensis- LC
Myophonus caeruleus - Ciung-batu Siul - LC
Geomalia heinrichi - Anis Geomalia - NT
Zoothera schistacea - NT
Zoothera dumasi - NT
Zoothera joiceyi - NT
Zoothera interpres - Anis Kembang- LC
Zoothera leucolaema - NT
Zoothera erythronota - Anis Punggung-merah - NT
Zoothera mendeni - NT
Zoothera dohertyi - Anis Nusa Tenggara - NT
Zoothera peronii - NT
Zoothera citrina - Anis Merah - LC
Zoothera sibirica - Anis Siberia - LC
Zoothera andromedae - Anis Hutan - LC
Zoothera dauma - Anis Sisik - LC
Zoothera machiki - NT
Zoothera lunulata - LC
Cataponera turdoides - Anis Sulawesi - LC
Turdus poliocephalus - Anis Gunung - LC
Turdus obscurus - Anis Kening - LC
Cochoa beccarii - Ciung-mungkal Sumatera - VU
Cochoa azurea - Ciung-mungkal Jawa - VU
Chlamydochaera jefferyi - Tawau Dada-hitam - LC
Brachypteryx leucophrys - Cingcoang Merah - LC
Brachypteryx montana - Cingcoang Alis-putih - LC
Heinrichia calligyna - Cingcoang Sulawesi - LC
Muscicapidae
Philentoma pyrhoptera - Philentoma Sayap-merah - LC
Philentoma velata - Philentoma Kerudung - NT
Luscinia cyane - Berkecet Biru - LC
Copsychus saularis - Kacer - LC
Copsychus malabaricus - Murai Batu - LC (info)
Trichixos pyrropyga - Kucica Ekor-kuning - NT
Cinclidium diana - Cingcoang Biru - LC
Enicurus velatus - Meninting Kecil - LC
Enicurus ruficapillus - Meninting Cegar - NT
Enicurus leschenaulti - Meninting Besar ( populer kacer bali ) - LC
Saxicola torquatus - LC
Saxicola caprata - Decu Belang - LC
Saxicola gutturalis - NT
Monticola solitarius - LC
Rhinomyias additus - NT
Rhinomyias oscillans - LC
Rhinomyias olivaceus - Sikatan-rimba Dada-coklat - LC
Rhinomyias umbratilis - Sikatan-rimba Dada-kelabu - NT
Rhinomyias ruficauda - Sikatan-rimba Ekor-merah - LC
Rhinomyias colonus - Sikatan-rimba Sula - NT
Rhinomyias gularis - Sikatan-rimba Gunung - LC
Muscicapa griseisticta - Sikatan Burik - LC
Muscicapa sibirica - Sikatan Sisi-gelap - LC
Muscicapa dauurica - Sikatan Bubik - LC
Muscicapa segregata - NT
Muscicapa ferruginea - Sikatan Besi - LC
Ficedula zanthopygia - Sikatan Emas - LC
Ficedula narcissina - Sikatan Narsis - LC
Ficedula mugimaki - Sikatan Gunung - LC
Ficedula solitaris - Sikatan Kerongkongan-putih - LC
Ficedula hyperythra - Sikatan Bodoh - LC
Ficedula dumetoria - Sikatan Dada-merah - NT
Ficedula rufigula - Sikatan Leher-merah - NT
Ficedula buruensis - LC
Ficedula henrici - Sikatan Damar - VU
Ficedula harterti - LC
Ficedula bonthaina - Sikatan Lompobattang - EN
Ficedula westermanni - Sikatan Belang - LC
Ficedula timorensis - NT
Cyanoptila cyanomelana - Sikatan Biru-putih (Tledekan laut-Sulingan)- LC
Eumyias thalassina - Sikatan Hijau-laut - LC
Eumyias panayensis - Sikatan Pulau - LC
Eumyias indigo - Sikatan Ninon - LC
Cyornis sanfordi - Sikatan Matinan - EN
Cyornis hoevelli - Sikatan Dahi-biru - LC
Cyornis hyacinthinus - LC
Cyornis concretus - Sikatan Besar - LC
Cyornis ruckii - Sikatan Aceh - CR
Cyornis unicolor - Sikatan Biru-muda - LC
Cyornis banyumas - Sikatan Cacing -(tledekan gunung)- LC
Cyornis superbus - Sikatan Kalimantan - LC
Cyornis caerulatus - Sikatan Biru-langit -VU
Cyornis turcosus - Sikatan Melayu - NT
Cyornis tickelliae - LC
Cyornis rufigastra - Sikatan Bakau - LC
Cyornis omissus - LC
Niltava grandis - Niltava Kumbang-padi - LC
Niltava sumatrana - Niltava Sumatera - LC
Muscicapella hodgsoni - Sikatan Kerdil - LC
Culicicapa ceylonensis - Sikatan Kepala-abu - LC
Culicicapa helianthea - Sikatan Matahari - LC
Chloropseidae : Cica daun
Chloropsis sonnerati - Cica-daun Besar ( Cucak ijo ) - LC
Chloropsis cyanopogon - Cica-daun Kecil ( Cucak ijo mini ) - NT
Chloropsis cochinchinensis - Cica-daun Sayap-biru - LC
Chloropsis kinabaluensis - LC
Chloropsis media - LC
Chloropsis venusta - Cica-daun Sumatera - NT
Dicaeidae
Prionochilus maculatus - Pentis Raja - LC
Prionochilus percussus - Pentis Pelangi - LC
Prionochilus xanthopygius - Pentis Kalimantan - LC
Prionochilus thoracicus - Pentis Kumbang - NT
Dicaeum annae - LC
Dicaeum agile - LC
Dicaeum everetti - Cabai Tunggir-coklat - NT
Dicaeum chrysorrheum - Cabai Rimba - LC
Dicaeum aureolimbatum - Cabai Panggul-kuning - LC
Dicaeum trigonostigma - Cabai Bunga-api - LC
Dicaeum concolor - Cabai Polos - LC
Dicaeum nehrkorni - Cabai Sulawesi - LC
Dicaeum erythrothorax - LC
Dicaeum vulneratum - LC
Dicaeum pectorale - Cabai Papua - LC
Dicaeum geelvinkianum - LC
Dicaeum igniferum - LC
Dicaeum maugei - Cabai Lombok - LC
Dicaeum ignipectus - Cabai Perut-kuning - LC
Dicaeum monticolum - Cabai Panggul-hitam- LC
Dicaeum celebicum - Cabai Panggul-kelabu - LC
Dicaeum sanguinolentum - Cabai Gunung - LC
Dicaeum hirundinaceum - Cabai Benalu - LC
Dicaeum cruentatum - Cabai Merah - LC
Dicaeum trochileum - Burung Cabe - LC
Nectariniidae : Burung madu
Anthreptes simplex - Burung madu Polos - LC
Anthreptes malacensis - Burung madu Kelapa - LC
Anthreptes rhodolaema - Burung madu Leher-merah - NT
Anthreptes singalensis - Burung madu Belukar - LC
Hypogramma hypogrammicum - Burung madu Rimba - LC
Nectarinia sperata - Burung madu Pengantin - LC
Nectarinia aspasia - Burung madu Hitam - LC
Nectarinia calcostetha - Burung madu Bakau - LC
Nectarinia jugularis - Burung madu Sriganti - LC
Nectarinia buettikoferi - LC
Nectarinia solaris - Burung madu Mentari - LC
Aethopyga duyvenbodei - Burung madu Sangihe - EN
Aethopyga eximia - Burung madu Gunung - LC
Aethopyga siparaja - Burung madu Sepah-raja - LC
Aethopyga mystacalis - Burung madu Jawa - LC
Arachnothera longirostra - Pijantung Kecil - LC
Arachnothera crassirostris - Pijantung Kampung - LC
Arachnothera robusta - Pijantung Besar - LC
Arachnothera flavigaster - Pijantung Tasmak - LC
Arachnothera chrysogenys - Pijantung Telinga-kuning - LC
Arachnothera affinis - Pijantung Gunung - LC
Arachnothera everetti - Pijantung Kalimantan - LC
Arachnothera juliae - Pijantung Whitehead - LC
Passeridae : Gereja
Passer domesticus - Burung gereja - LC
Passer montanus - Burung-gereja Erasia - LC
Ploceidae : Manyar
Ploceus manyar - Manyar Jambul - LC
Ploceus philippinus - Manyar Tempua - LC
Ploceus hypoxanthus - NT
Estrildidae
Amandava amandava Pipit Benggala - LC
Oreostruthus fuliginosus Pipit Ekor-api - LC
Taeniopygia guttata - LC
Erythrura hyperythra Bondol-hijau Bambu - LC
Erythrura prasina - Bondol-hijau Ekor-duri - LC
Erythrura tricolor - LC
Erythrura trichroa - Bondol-hijau Muka-biru - LC
Erythrura papuana - Bondol-hijau Papua - LC
Lonchura striata - Bondol Tunggir-putih - LC
Lonchura leucogastroides - Bondol Jawa - LC
Lonchura fuscans - Bondol Kalimantan - LC
Lonchura molucca - Bondol Taruk - LC
Lonchura punctulata - Bondol Peking - LC
Lonchura leucogastra - Bondol Perut-putih - LC
Lonchura tristissima - Bondol Coreng - LC
Lonchura leucosticta - Bondol Tutul - LC
Lonchura atricapilla Roné - LC
Lonchura ferruginosa - Bondol Hitam - LC
Lonchura quinticolor - LC
Lonchura maja - Bondol Haji - LC
Lonchura pallida - Bondol Kepala-pucat - LC
Lonchura grandis - Bondol Paruh-besar - LC
Lonchura vana - Bondol Arfak - VU
Lonchura nevermanni - Bondol Topi-putih - LC
Lonchura spectabilis - Bondol Buba - LC
Lonchura castaneothorax - Bondol Dada-coklat - LC
Lonchura stygia - Bondol Hitam - NT
Lonchura teerinki - Bondol Dada-hitam - LC
Lonchura montana - Bondol Jayawijaya - LC
Padda oryzivora - Gelatik Jawa - VU
Padda fuscata - Gelatik Timor - NT
Motacillidae : apung
Dendronanthus indicus - Kicuit Hutan - LC
Motacilla flava - Kicuit Kerbau - LC
Motacilla cinerea - Kicuit Batu - LC
Anthus rufulus - LC
Anthus novaeseelandiae - Apung Tanah - LC
Anthus gustavi - LC
Anthus cervinus - LC
Anthus gutturalis Alpine Papua - LC
Meliphagidae
Xanthotis flaviventer - Isap madu Dada-coklat - LC
Xanthotis polygrammus - Isap madu Tutul - LC
Lichenostomus subfrenatus - Isap-madu Leher-hitam - LC
Lichenostomus obscurus -Isap madu Daun - LC
Lichenostomus versicolor -Isap madu Kepodang - LC
Oreornis chrysogenys - LC
Meliphaga montana -Meliphaga Rimba - LC
Meliphaga mimikae -Meliphaga Mimika - LC
Meliphaga orientalis -Meliphaga Gunung - LC
Meliphaga albonotata -Meliphaga Semak - LC
Meliphaga aruensis -Meliphaga Aru - LC
Meliphaga analoga -Meliphaga Reichenbach - LC
Meliphaga gracilis - Meliphaga Anggun - LC
Meliphaga flavirictus - Meliphaga Paruh-kuning - LC
Meliphaga reticulata - LC
Melithreptus albogularis - Isap madu Leher-putih - LC
Pycnopygius ixoides - Isap -madu Polos - LC
Pycnopygius cinereus - Isap madu Pualam - LC
Pycnopygius stictocephalus - Isap madu Kepala-coreng - LC
Melitograis gilolensis - LC
Philemon meyeri -Cikukua Kerdil - LC
Philemon inornatus -Cikukua Timor - LC
Philemon brassi -Cikukua Mamberamo - NT
Philemon fuscicapillus Cikukua Hitam - VU
Philemon moluccensis Cikukua Maluku - LC
Philemon subcorniculatus Cikukua Seram - LC
Philemon buceroides Cikukua Tanduk - LC
Philemon novaeguineae - Cikukua Irian - LC
Philemon corniculatus - Cikukua Lantang - LC
Melipotes gymnops - Melipotes Arfak - LC
Melipotes fumigatus - Melipotes Pipi-kuning - LC
Melipotes carolae - Melipotes Pial-ganda - LC
Macgregoria pulchra - Cendrawasih Elok - VU
Melidectes fuscus - Isap madu Jelaga - LC
Melidectes nouhuysi - Isap madu Jenggot-pendek - LC
Melidectes ochromelas - Melidektes Alis-coklat - LC
Melidectes leucostephes - Melidektes Vogelkop - LC
Melidectes belfordi - Melidektes Belford - LC
Melidectes rufocrissalis - Melidektes Alis-kuning - LC
Melidectes torquatus - Melidektes Elok - LC
Ptiloprora plumbea - Isap madu Kelam - LC
Ptiloprora meekiana - Isap madu Kuning - LC
Ptiloprora erythropleura - Isap madu Panggul-merah - LC
Ptiloprora mayri - LC
Ptiloprora perstriata - Isap madu Tunggir-hitam - LC
Myza celebensis - Cikarak Sulawesi - LC
Myza sarasinorum - Cikarak Telinga-putih - LC
Melilestes megarhynchus - Isap madu Paruh-panjang - LC
Lichmera lombokia - Isap madu Lombok - LC
Lichmera argentauris - Isap madu Zaitun - LC
Lichmera limbata - LC
Lichmera indistincta - Isap madu Australia- LC
Lichmera squamata - LC
Lichmera alboauricularis - Isap madu Anis - LC
Lichmera deningeri - Isap madu Buru - LC
Lichmera monticola - Isap madu Seram - LC
Lichmera flavicans - LC
Lichmera notabilis - LC
Ramsayornis modestus -Isap madu Punggung-coklat - LC
Conopophila albogularis - Isap madu Kalung-coklat - LC
Myzomela blasii - LC
Myzomela eques -Myzomela Leher-merah - LC
Myzomela obscura -Myzomela Remang - LC
Myzomela cruentata - Myzomela Merah - LC
Myzomela nigrita - Myzomela Hitam - LC
Myzomela adolphinae - Myzomela Gunung - LC
Myzomela kuehni - NT
Myzomela dammermani - LC
Myzomela erythrocephala - Myzomela Kepala-merah - LC
Myzomela chloroptera - LC
Myzomela wakoloensis - LC
Myzomela boiei - LC
Myzomela vulnerata - LC
Myzomela rosenbergii - Myzomela Hitam-merah - LC
Timeliopsis fulvigula - Cucuk lurus Zaitun - LC
Timeliopsis griseigula - Cucuk lurus Coklat - LC
Glycichaera fallax - Isap madu Palsu - LC
Fringillidae : Kenari
Serinus estherae - Kenari Melayu - LC
Emberizidae
Emberiza spodocephala - LC - LANGKA
Sumber gambar:
wikipedia indonesia
Oriental Bird images
Label:
burung,
burung kicau,
burung murai,
informasi,
konservasi
Kisah burung lokal dan burung impor
Diposting oleh Unknown
Mengawali pagi dengan candaan burung-burung gelatik di pohon cemara, diringi suitan burung kacamata yang bergerombol mencoba menguasai pohon jambu airku dari burung cabe-cabe. dan tidak lama berselang dipinggir pagar yang penuh dengan pohon-pohon semak terlihat burung cici yang saling bertarung memperebutkan wilayahnya.
cuaca menjelang siang itu sangat cerah , suara - suara bening sang burung berkumandang diseluruh pelosok kampung. tak terkecuali burung kedasih yang mengalun lirih dari kejauhan. bersautan dengan kumandang kepodang yang mengimbangi suara merdu dari cipow yang sedang memasuki masa puber mencari pasangannya.
kupandang kandang kandang burung yang menghiasi hampir di setiap sisi dan sudut dari rumahku. berjajara rapi mulai dari burung robin, hwamei, jalak hongkong, poksay hingga ke cucak rawa ..
suaranya bergantian diselingi suara candaan burung beo niasku yang kupelihara dari piyikan..
Tetapi itu dulu , suara ciblek yang dulu menghias halaman kini sudah lenyap ditelan bumi, kini suaranya berpindah ke kandang dan menjadi ringtone hp. Burung burung impor yang dulu merajai pasar burungpun seolah ditelan bumi digantikan burung-burung lokal yang kini sedang naik daun di arena latberan dan kontes-kontes burung. kegemaran akan burung berkicaupun menjadi tren baru, hampir setiap rumah yang aku kunjungi disitu terdapat kandang yang berisi burung kicauan. di setiap pelosok jalan pun tersebar pasar burung dadakan yang menjual burung-burung hasil tangkapan hutan, dunia pun menjadi terbalik Burung lokal yang dulu jaya di alam sekarang burung lokal jaya dikandangnya ,, lalu kemanakah burung - burung impor ?
"Menjadi seorang kicau mania mungkin sebuah pilihan , tetapi merawat alam dan melestarikannya itu adalah kewajiban'
Bali Bird Park
Diposting oleh Unknown
Bali Bird Park
More about → Bali Bird Park
Pulau Dewata Bali memiliki beragam destinasi wisata, mulai dari obyek wisata alam seperti Pantai Kuta, Gunung Agung, dan Taman Nasional Bali Barat, wisata sejarah dan budaya seperti Istana Tampak Siring, Pura Taman Ayun, hingga seni pertunjukan Tari Kecak dan Tari Barong. Selain dapat menikmati beragam obyek wisata tersebut, ada baiknya wisatawan juga menjajal keunikan atraksi wisata di Taman Burung Bali atau yang juga dikenal dengan Bali Bird Park.
Di tempat ini, wisatawan akan menemukan `surga burung` di tengah hutan hujan tropis buatan. Selain sebagai wahana rekreasi, lokasi ini juga cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan mengenai satwa unggas baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara.
Taman Burung Bali mulai dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995. Sejak saat itu, taman burung ini terus berkembang hingga mencapai luas lahan sekitar 2 hektar. Sejak awal, taman burung ini dibangun dengan konsep botanical garden untuk tempat hidup dan berkembang aneka spesies unggas dari berbagai negara di dunia. Oleh sebab itu, Taman Burung Bali juga termasuk dalam ketegori lembaga konservasi yang bersifat ex-situ, yaitu ekosistem buatan yang dipilih dan dibangun untuk tujuan konservasi hewan di luar habitat aslinya.
Meski demikian, pengelola Taman Burung Bali tetap berusaha menciptakan lingkungan buatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest) yang menyerupai habitat asli unggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung ini. Semula, areal yang telah `disulap` menjadi hutan hujan tropis buatan ini adalah lahan persawahan.
Namun, berkat kecerdikan para perancangnya, lahan persawahan tersebut kemudian ditata sedemikian rupa dengan berbagai macam tanaman tropis (beberapa di antaranya adalah tanaman langka) dan dilengkapi dengan air terjun, telaga, dan kolam ikan buatan sehingga para pengunjung seolah-olah sedang berada di tengah hutan.
Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tropis bahkan sengaja didatangkan dari berbagai daerah di luar Bali. Selain tanaman tropis dari Indonesia, koleksi tanaman juga didatangkan dari Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Salah satu koleksi tanaman yang cukup terkenal adalah jenis tanaman blue bismarck palm yang ditanam di sebelah kolam buatan.
Berkunjung ke Taman Burung Bali, wisatawan tak hanya bisa melihat koleksi sejumlah 1.500 ekor burung yang terdiri dari 250 jenis. Di areal wisata ini, Anda juga dapat melihat langsung penangkaran atau pengembangbiakan burung-burung yang sudah langka, mulai dari melihat telur-telur burung, proses penetasan, hingga proses pemberian pakan. Para pengunjung juga dapat berfoto bersama burung-burung yang unik dan memesona (termasuk menyaksikan maskot burung endemik dan langka dari Bali, yaitu jalak bali).
Saat ini, dari sekitar 1.500 ekor burung tersebut, 70 persen di antaranya merupakan burung lokal Indonesia, seperti dara, jalak, kakatua, cendrawasih, kawao, merak, nuri, ayam, gelatik, dan lain sebagainya. Sementara 30 persen lainnya merupakan jenis-jenis burung dari luar negeri. Koleksi dari luar negeri ini berasal dari Afrika.
Antara lain bangau mahkota afrika, flamingo, betet abu-abu, dan congo; dari Amerika Selatan seperti makao biru emas, makao sayap hijau, makao skarlet, makao hycin, skarlet ibis, dan bangau sayap merah; dari Australia antara lain kakatua galah, kakatua mitchel, dan pelikan; serta beberapa unggas dari Cina, yaitu ayam hutan perak, ayam hutan coklat, dan ayam hutan emas.-wisatabali
Label:
burung
Penuturan Penjual Emprit
Diposting oleh Unknown
Penuturan Penjual Emprit
Puluhan,bahkan ratusan burung emprit yang sudah diberi pewarna dijajakan olehnya.Ya,Udin,seorang penjual burung emprit di sekitaran Klaten yang saya temui beberapa saat yang lalu saat berjualan di sekitaran Matahari Dept Store.
Beliau mengaku mendapatkan pasokan burung-burung emprit yang dijajakannya dari seseorang temannya yang berdomisili di daerah Klaten dengan harga Rp. 3000 hingga Rp.4000 untuk tiap ekor burung yang dibelinya.Lalu,Udin memberikan pewarna pada burung emprit yang telah dibelinya.
Lalu ia menjual burung emprit yang telah diwarnai tersebut dengan harga Rp.6500 / ekornya. "Ya kalau jualan kayak gini ini hanya mengandalkan peruntungan saja mas",katanya kepada saya.Burung yang dijajakannyapun merupakan burung yang dapat dikategorikan burung yang siap produksi.
Begitu sayangnya ketika burung yang sudah siap ataupun malah sudah bertelur ditangkap lalu diperjual-belikan.Memang sayang,tetapi ya bagaimana lagi pekerjaan tersebut yang dapat merkea lakukan.Kita juga harus menghargai usahanya.
Seorang ibu yang kedapatan membeli beberapa ekor burung emprit yang dijajakan Udin menuturkan,bahwa "Memberli burung hanya untuk anak saya saja mas.Paling-paling saya beli,saya beri makan beras dan saya beri minum.Terus 2 atau 3 hari kedepannya mungkin mati mas.Saya buang".Begitulah penuturan singkatnya.
Memang,burung emprit yang telah tertangkap memiliki kecendurungan untuk tidak memakan makanan yang disediakan.Mungkin juga terdapat rasa trauma yang membuat si emprit lama kelamaan mati dan yang paling penting adalah populasi emprit semakin terancam.
More about → Penuturan Penjual Emprit
Puluhan,bahkan ratusan burung emprit yang sudah diberi pewarna dijajakan olehnya.Ya,Udin,seorang penjual burung emprit di sekitaran Klaten yang saya temui beberapa saat yang lalu saat berjualan di sekitaran Matahari Dept Store.
Beliau mengaku mendapatkan pasokan burung-burung emprit yang dijajakannya dari seseorang temannya yang berdomisili di daerah Klaten dengan harga Rp. 3000 hingga Rp.4000 untuk tiap ekor burung yang dibelinya.Lalu,Udin memberikan pewarna pada burung emprit yang telah dibelinya.
Lalu ia menjual burung emprit yang telah diwarnai tersebut dengan harga Rp.6500 / ekornya. "Ya kalau jualan kayak gini ini hanya mengandalkan peruntungan saja mas",katanya kepada saya.Burung yang dijajakannyapun merupakan burung yang dapat dikategorikan burung yang siap produksi.
Begitu sayangnya ketika burung yang sudah siap ataupun malah sudah bertelur ditangkap lalu diperjual-belikan.Memang sayang,tetapi ya bagaimana lagi pekerjaan tersebut yang dapat merkea lakukan.Kita juga harus menghargai usahanya.
Seorang ibu yang kedapatan membeli beberapa ekor burung emprit yang dijajakan Udin menuturkan,bahwa "Memberli burung hanya untuk anak saya saja mas.Paling-paling saya beli,saya beri makan beras dan saya beri minum.Terus 2 atau 3 hari kedepannya mungkin mati mas.Saya buang".Begitulah penuturan singkatnya.
Memang,burung emprit yang telah tertangkap memiliki kecendurungan untuk tidak memakan makanan yang disediakan.Mungkin juga terdapat rasa trauma yang membuat si emprit lama kelamaan mati dan yang paling penting adalah populasi emprit semakin terancam.
Label:
burung
Kisah Perawat Burung TMII
Diposting oleh Unknown
Kisah Perawat Burung TMII
Tidak banyak orang yang beruntung selalu berada di tengah merdunya kicauan burung sepanjang hari. Apalagi dimanjakan tontonan hiburan berbagai lagak burung yang tiada hentinya berulah lucu di sekelilingnya. Suasana seperti itu yang menyebabkan Endang Budi Utami (49) betah selama 20 tahun mengabdikan diri pada ribuan burung penghuni Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Hidup dan bekerja di hutan buatan di tengah kota tersebut, meminjam istilahnya, âSeakan di surga.â Perempuan yang sehari-hari dipanggil âIbu Emyâ itu berbagi kisah hidupnya. Mengaku bahwa awalnya tidak berminat menggeluti dunia unggas, jalan Tuhan mengantarnya mengabdikan diri mengurus koleksi unggas eksotik dari berbagai belahan dunia yang dipelihara di Taman Mini Indonesia Indah.
Saat dijumpai di kantornya dalam kawasann Taman Burung TMII, Emy yang berpembawaan ramah itu, serta merta berbagi pengetahuannya tentang burung. Ia menceritakan petualangannya mengenali burung-burung langka yang dilindungi di habitatnya masing-masing, kesibukannya mengurus organisasi-organisasi pelestarian hewan, khususnya unggas, serta kecintaannya kepada unggas secara umum.
Ia bercerita tentang pengalamannya ikut melepaskan burung jalak bali kembali ke habitatnya. Jalak bali termasuk salah satu jenis burung yang hampir punah. Emy merasakan rasa bangga dan bahagia luarbiasa saat melihat burung-burung tersebut kemudian sukses berkembang biak sendiri di habitatnya, dengan demikian kelestariannya terjaga.
Emy sejauh ini memilih hidup melajang dan baginya burung-burung adalah bagai anak-anaknya sendiri yang perlu dijaga dan diperhatikan dengan telaten. Perempuan kelahiran Bojonegoro, 30 Agustus 1959, ini mengaku menyayangi ribuan unggas yang hidup di Taman Burung TMII. Ia membagi kasih sayang yang sama kepada setiap burung yang ada â" yang berbulu indah, yang bernyanyi merdu, yang pemakan daging â" seperti seorang ibu yang tidak membeda-bedakan anak-anaknya. Setiap burung memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang tidak dapat dibanding-bandingkan.
Sekalipun pencinta unggas total, ia memilih untuk tidak memelihara burung di rumah. âTakut tidak dapat memberikan perhatian yang cukup baik,â katanya jujur. Emy beritikad mencurahkan perhatiannya untuk memajukan, mengembangkan dan melestarikan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII dan seluruh burung-burung di Indonesia pada umumnya.-tamanmini
More about → Kisah Perawat Burung TMII
Tidak banyak orang yang beruntung selalu berada di tengah merdunya kicauan burung sepanjang hari. Apalagi dimanjakan tontonan hiburan berbagai lagak burung yang tiada hentinya berulah lucu di sekelilingnya. Suasana seperti itu yang menyebabkan Endang Budi Utami (49) betah selama 20 tahun mengabdikan diri pada ribuan burung penghuni Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.
Hidup dan bekerja di hutan buatan di tengah kota tersebut, meminjam istilahnya, âSeakan di surga.â Perempuan yang sehari-hari dipanggil âIbu Emyâ itu berbagi kisah hidupnya. Mengaku bahwa awalnya tidak berminat menggeluti dunia unggas, jalan Tuhan mengantarnya mengabdikan diri mengurus koleksi unggas eksotik dari berbagai belahan dunia yang dipelihara di Taman Mini Indonesia Indah.
Saat dijumpai di kantornya dalam kawasann Taman Burung TMII, Emy yang berpembawaan ramah itu, serta merta berbagi pengetahuannya tentang burung. Ia menceritakan petualangannya mengenali burung-burung langka yang dilindungi di habitatnya masing-masing, kesibukannya mengurus organisasi-organisasi pelestarian hewan, khususnya unggas, serta kecintaannya kepada unggas secara umum.
Ia bercerita tentang pengalamannya ikut melepaskan burung jalak bali kembali ke habitatnya. Jalak bali termasuk salah satu jenis burung yang hampir punah. Emy merasakan rasa bangga dan bahagia luarbiasa saat melihat burung-burung tersebut kemudian sukses berkembang biak sendiri di habitatnya, dengan demikian kelestariannya terjaga.
Emy sejauh ini memilih hidup melajang dan baginya burung-burung adalah bagai anak-anaknya sendiri yang perlu dijaga dan diperhatikan dengan telaten. Perempuan kelahiran Bojonegoro, 30 Agustus 1959, ini mengaku menyayangi ribuan unggas yang hidup di Taman Burung TMII. Ia membagi kasih sayang yang sama kepada setiap burung yang ada â" yang berbulu indah, yang bernyanyi merdu, yang pemakan daging â" seperti seorang ibu yang tidak membeda-bedakan anak-anaknya. Setiap burung memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang tidak dapat dibanding-bandingkan.
Sekalipun pencinta unggas total, ia memilih untuk tidak memelihara burung di rumah. âTakut tidak dapat memberikan perhatian yang cukup baik,â katanya jujur. Emy beritikad mencurahkan perhatiannya untuk memajukan, mengembangkan dan melestarikan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII dan seluruh burung-burung di Indonesia pada umumnya.-tamanmini
Label:
burung
Kuala Lumpur Bird Park
Diposting oleh Unknown
Kuala Lumpur Bird Park
Taman Burung Kuala Lumpur memiliki luas 8,5 hectare. Dalam Taman Burung terdapat sekitar 3000 burung dari 200 species, kebanyakan burung setempat meskipun ada juga burung dari luar negeri. Konon kabarnya ini merupakan taman burung tertutup terbesar di dunia.
Hanya sebagian burung berada dalam sangkar, sebagian besar burung dilepas di alam terbuka menyerupai habitat aslinya dan dapat berkembang biak secara alami. Bagi pengunjung hal ini tentu saja jauh lebih menarik dibandingkan mengamati burung dalam sangkarnya.
Dengan tiket masuk sebesar RM 48 untuk dewasa dan RM 38 termasuk hatrga yang cukup mahal untuk sebuah taman burung.Tetapi,fasilitas yang diberikan oleh pengelola Kuala Lumpur Nird Park juga sebanding dengan harga tiket yang diawarkan. Jam buka dari pukul 09.00 hingga 18.00.
More about → Kuala Lumpur Bird Park
Taman Burung Kuala Lumpur memiliki luas 8,5 hectare. Dalam Taman Burung terdapat sekitar 3000 burung dari 200 species, kebanyakan burung setempat meskipun ada juga burung dari luar negeri. Konon kabarnya ini merupakan taman burung tertutup terbesar di dunia.
Hanya sebagian burung berada dalam sangkar, sebagian besar burung dilepas di alam terbuka menyerupai habitat aslinya dan dapat berkembang biak secara alami. Bagi pengunjung hal ini tentu saja jauh lebih menarik dibandingkan mengamati burung dalam sangkarnya.
Dengan tiket masuk sebesar RM 48 untuk dewasa dan RM 38 termasuk hatrga yang cukup mahal untuk sebuah taman burung.Tetapi,fasilitas yang diberikan oleh pengelola Kuala Lumpur Nird Park juga sebanding dengan harga tiket yang diawarkan. Jam buka dari pukul 09.00 hingga 18.00.
Label:
burung
Cara Menangkap Emprit
Diposting oleh Unknown
Cara Menangkap Emprit
"Ya,mau gimana lagi mas.Pekerjaan juga mampunya kayak begini,daripada nganggur", kata Suyatno,seorang pedagang emprit yang saya temui siang kemarin.Memang,bagi masyarakat pekerjaan mencari burung emprit tergolong susah-susah mudah.
"Untuk menangkapnya kita hanya perlu menyediakan sebuah kandang untuk nantinya buat tempat emprit yang tertangkap.Ada 2 cara menangkap burung emprit",katanya.Cara yang pertama merupakan cara yang sangat tradisional,yaitu berupa penggunaan tlutuh nongko atau yang sering disebut getah nangka.
Cara yang pertama memang hanya melekatkan getah pada sebuah kayu,dan kayu tersebut di letakkan di pematang sawah agar burung mau hinggap di batang tersebut.Tapi kekurangan dari metofe ini adalah hasil yang diperoleh menjadi tidak pasti,dan tentunya mempengaruhi pendapatan.
Cara yang kedua lebih modern.Yaitu penggunaan jaring berwarna putih bening yang lumayan besar untuk menangkap emprit.Kekurangan dari cara yang kedua ini adalah penggunaan jaring yang besar dan lebar,dengan harga jaring yang lumayan mahal,tetapi hasilnya lebih pasti dan pendapatan juga dapat bertambah.
Memang banyak yang digunakan seseorang untuk menangkap burung yang keberadaannya di alam bebas sudah sangat berkurang ini.Tapi kita sebagai manusia yang juga sebagai makhluk sosial juga harus mengerti keberadaan mereka melakukan pekerjaan ini juga karena faktor ekpnomi,jadi marilah kita bertoleransi dengan apapun pekerjaan para pencari burung.
More about → Cara Menangkap Emprit
"Ya,mau gimana lagi mas.Pekerjaan juga mampunya kayak begini,daripada nganggur", kata Suyatno,seorang pedagang emprit yang saya temui siang kemarin.Memang,bagi masyarakat pekerjaan mencari burung emprit tergolong susah-susah mudah.
"Untuk menangkapnya kita hanya perlu menyediakan sebuah kandang untuk nantinya buat tempat emprit yang tertangkap.Ada 2 cara menangkap burung emprit",katanya.Cara yang pertama merupakan cara yang sangat tradisional,yaitu berupa penggunaan tlutuh nongko atau yang sering disebut getah nangka.
Cara yang pertama memang hanya melekatkan getah pada sebuah kayu,dan kayu tersebut di letakkan di pematang sawah agar burung mau hinggap di batang tersebut.Tapi kekurangan dari metofe ini adalah hasil yang diperoleh menjadi tidak pasti,dan tentunya mempengaruhi pendapatan.
Cara yang kedua lebih modern.Yaitu penggunaan jaring berwarna putih bening yang lumayan besar untuk menangkap emprit.Kekurangan dari cara yang kedua ini adalah penggunaan jaring yang besar dan lebar,dengan harga jaring yang lumayan mahal,tetapi hasilnya lebih pasti dan pendapatan juga dapat bertambah.
Memang banyak yang digunakan seseorang untuk menangkap burung yang keberadaannya di alam bebas sudah sangat berkurang ini.Tapi kita sebagai manusia yang juga sebagai makhluk sosial juga harus mengerti keberadaan mereka melakukan pekerjaan ini juga karena faktor ekpnomi,jadi marilah kita bertoleransi dengan apapun pekerjaan para pencari burung.
Label:
burung
Wergan jawa (Alcippe pyrrhoptera)
Diposting oleh Unknown
Wergan jawa (Alcippe pyrrhoptera)
Wergan jawa (Alcippe pyrrhoptera) adalah spesies burung dari keluarga Timaliidae, dari genus Alcippe. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga, beberapa buah-buaha yang memiliki habitat di hutan, pinggir hutan, gunung. tersebar diatas ketinggian 1.000 m dpl.
Wergan jawa memiliki tubuh berukuran kecil (14 cm). Tubuh bagian atas merah karat. Kepala sedikit keabu-abuan. Tunggir dan penutup ekor atas merah karat. Dagu dan tenggorokan putih abu-abu, tersapu kuning tua. Dada dan perut kuning tua, keputihan di bagian tengah, kuning coklat pada sisi lambung dan penutup ekor bawah. Iris coklat, paruh coklat, kaki coklat. Hidup dalam kelompok kecil, jarang berbaur dengan jenis lain.
Sarang berbentuk cawan tidak rapat, menempel pada cabang horisontal, dekat permukaan tanah. Telur berwarna merah jambu pucat, bercoret dan bintik merah, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun, kecuali bulan September.
More about → Wergan jawa (Alcippe pyrrhoptera)
Wergan jawa (Alcippe pyrrhoptera) adalah spesies burung dari keluarga Timaliidae, dari genus Alcippe. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga, beberapa buah-buaha yang memiliki habitat di hutan, pinggir hutan, gunung. tersebar diatas ketinggian 1.000 m dpl.
Wergan jawa memiliki tubuh berukuran kecil (14 cm). Tubuh bagian atas merah karat. Kepala sedikit keabu-abuan. Tunggir dan penutup ekor atas merah karat. Dagu dan tenggorokan putih abu-abu, tersapu kuning tua. Dada dan perut kuning tua, keputihan di bagian tengah, kuning coklat pada sisi lambung dan penutup ekor bawah. Iris coklat, paruh coklat, kaki coklat. Hidup dalam kelompok kecil, jarang berbaur dengan jenis lain.
Sarang berbentuk cawan tidak rapat, menempel pada cabang horisontal, dekat permukaan tanah. Telur berwarna merah jambu pucat, bercoret dan bintik merah, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun, kecuali bulan September.
Label:
burung
Jurong Bird Park
Diposting oleh Unknown
Jurong Bird Park
Jika mencari tempat liburan keluarga yang mengasyikan tidak ada salahnya datang ke Jurong Bird Park. Sebuah taman burung yang memiliki berbagai macam burung cantik yang ada di dunia. Awal Desember tahun ini Jurong Bird Park dengan bangga mempersembahkan penambahan koleksi burung-burung terbaru.
Selama sebulan taman burung ini akan memperkenalkan kepada seluruh pengunjung koleksi terbesar dan terbaru dari burung-burung yang eksotis dan berwarna-warni. Koleksi-koleksi terbaru mereka antara lain flamingo, macaw, pelican dan hornbill. Selama perkenalan koleksi burung terbaru berlangsung, disini pengunjung akan melihat pertunjukan burung langsung dari atas panggung.
Sebuah kunjungan yang menyenangkan, pengunjung beserta keluarga akan melihat makhluk-makhluk berbulu ini dengan kecerdasan dan kejenakaan mereka dalam menampilkan aksi ketika terbang di udara.
Pertunjukan burung terbesar di dunia. Disini pengunjung akan takjub melihat aksi panggung dari hewan bertelur ini.
Kecantikan dan keindahan burung yang mempesona pun akan membuat mereka akan semakin merasa kagum. Selain aksi dari para burung, pengunjung dapat memotret burung-burung dalam sesi khusus foto. Mereka juga dapat mengabadikan moment menyenangkan bersama keluarga dengan berfoto bersama burung.
Bagi pengunjung yang ingin berfoto bersama burung akan dikenai biaya sebesar $15 per foto. Selain mengabadikan moment bersama burung, pengunjung juga dapat merasakan makan siang bersama burung. Moment ini juga dapat menjadikan kesempatan untuk setiap pengunjung mengadakan acara khusus dengan latar belakang taman burung yang indah. Selain itu, ada pula pertunjukan seperti family-friendly Birds n Buddies Show dan the Kings of the Skies yang sayang jika dilewatkan.
Berlangsung mulai 1 hingga 31 Desember 2012, pertunjukan burung yang satu ini menawarkan kepada pengunjung suasana taman burung yang mengagumkan. Pengunjung dapat mengajak keluarga untuk berlibur ke tempat ini untuk mengisi waktu kebersamaan. Mereka akan merasa senang dengan liburan yang tidak hanya menyenangkan dan menghibur tetapi juga beredukasi.
Selain itu, pengunjung juga dapat mengenal burung dan belajar tentang mereka dari penjaga burung. Sejak tahun 1971, Jurong Bird Park memang menjadi tempat tinggal para burung terbesar di Asia. Taman burung yang satu ini telah menjadi rumah bagi lebih dari 5.000 burung dari 380 spesies.
Mencakup 20,5 hektar di bagian barat Singapura, taman yang subur ini menjadi tempat perlindungan bagi spesies bersayap berkaki dua ini. Diselenggarakan oleh Wildlife Reserves Singapore, tiket masuk menuju pertunjukan burung ini berkisar mulai $12.00 hingga $18.00
More about → Jurong Bird Park
Jika mencari tempat liburan keluarga yang mengasyikan tidak ada salahnya datang ke Jurong Bird Park. Sebuah taman burung yang memiliki berbagai macam burung cantik yang ada di dunia. Awal Desember tahun ini Jurong Bird Park dengan bangga mempersembahkan penambahan koleksi burung-burung terbaru.
Selama sebulan taman burung ini akan memperkenalkan kepada seluruh pengunjung koleksi terbesar dan terbaru dari burung-burung yang eksotis dan berwarna-warni. Koleksi-koleksi terbaru mereka antara lain flamingo, macaw, pelican dan hornbill. Selama perkenalan koleksi burung terbaru berlangsung, disini pengunjung akan melihat pertunjukan burung langsung dari atas panggung.
Sebuah kunjungan yang menyenangkan, pengunjung beserta keluarga akan melihat makhluk-makhluk berbulu ini dengan kecerdasan dan kejenakaan mereka dalam menampilkan aksi ketika terbang di udara.
Pertunjukan burung terbesar di dunia. Disini pengunjung akan takjub melihat aksi panggung dari hewan bertelur ini.
Kecantikan dan keindahan burung yang mempesona pun akan membuat mereka akan semakin merasa kagum. Selain aksi dari para burung, pengunjung dapat memotret burung-burung dalam sesi khusus foto. Mereka juga dapat mengabadikan moment menyenangkan bersama keluarga dengan berfoto bersama burung.
Bagi pengunjung yang ingin berfoto bersama burung akan dikenai biaya sebesar $15 per foto. Selain mengabadikan moment bersama burung, pengunjung juga dapat merasakan makan siang bersama burung. Moment ini juga dapat menjadikan kesempatan untuk setiap pengunjung mengadakan acara khusus dengan latar belakang taman burung yang indah. Selain itu, ada pula pertunjukan seperti family-friendly Birds n Buddies Show dan the Kings of the Skies yang sayang jika dilewatkan.
Berlangsung mulai 1 hingga 31 Desember 2012, pertunjukan burung yang satu ini menawarkan kepada pengunjung suasana taman burung yang mengagumkan. Pengunjung dapat mengajak keluarga untuk berlibur ke tempat ini untuk mengisi waktu kebersamaan. Mereka akan merasa senang dengan liburan yang tidak hanya menyenangkan dan menghibur tetapi juga beredukasi.
Selain itu, pengunjung juga dapat mengenal burung dan belajar tentang mereka dari penjaga burung. Sejak tahun 1971, Jurong Bird Park memang menjadi tempat tinggal para burung terbesar di Asia. Taman burung yang satu ini telah menjadi rumah bagi lebih dari 5.000 burung dari 380 spesies.
Mencakup 20,5 hektar di bagian barat Singapura, taman yang subur ini menjadi tempat perlindungan bagi spesies bersayap berkaki dua ini. Diselenggarakan oleh Wildlife Reserves Singapore, tiket masuk menuju pertunjukan burung ini berkisar mulai $12.00 hingga $18.00
Label:
burung
Si Emprit Populasi Terancam!
Diposting oleh Unknown
Si Emprit Populasi Terancam!
Burung emprit bukanlah jenis burung yang asing di telinga kita.Tapi ketahuilah keberadaan burung jenis yang satu ini dari hari ke hari mengalami penurunan populasi yang sangat drastis.Salah satu faktor berkurangnya populasi burung emprit ini adalah faktor perburuan yang dilakukan oleh manusia.
Misalnya saja di daerah tempat tinggal saya,lebih dari 100 ekor burung emprit tertangkap jaring para pencari burung.Bisa dibayangkan jika setiap hari 100 ekor,maka 1 bulan sudah mencapai 3000 ekor yang tertangkap oleh para pencari burung.
Bukan angka yang sedikit untuk 3000 ekor.Itu baru di tempat saya tinggal yang sawahnya tidak mencapai 20 petak saja.Bayangkan jika hal serupa dilakukan di daerah yang merup0akan daerah penghasil beras di Klaten,seperti di Wedi.Tentunya,populasi burung emprit disana lebih jauh bertambah perburuan empritnya.
Disisi lain emprit juga sebagai penyeimbang ekosistem alam,tetapi juga terkadang sebagai musuh petani karena mereka memakan padi para petani yang mulai tumbuh subur.Sedamgkan sekarang ini petani juga sedang diserang hama,berupa hama weerng ataupun belalang.
Keberadaan burung emprit yang dahulunya sebagai predator alami pembasmi wereng dan belalang-pun lambat laun makin berkurang drastis keberadaannya.Di sisi lain burung ini memang merugikan,tetapi di sisi lain juga menguntungkan.
More about → Si Emprit Populasi Terancam!
Burung emprit bukanlah jenis burung yang asing di telinga kita.Tapi ketahuilah keberadaan burung jenis yang satu ini dari hari ke hari mengalami penurunan populasi yang sangat drastis.Salah satu faktor berkurangnya populasi burung emprit ini adalah faktor perburuan yang dilakukan oleh manusia.
Misalnya saja di daerah tempat tinggal saya,lebih dari 100 ekor burung emprit tertangkap jaring para pencari burung.Bisa dibayangkan jika setiap hari 100 ekor,maka 1 bulan sudah mencapai 3000 ekor yang tertangkap oleh para pencari burung.
Bukan angka yang sedikit untuk 3000 ekor.Itu baru di tempat saya tinggal yang sawahnya tidak mencapai 20 petak saja.Bayangkan jika hal serupa dilakukan di daerah yang merup0akan daerah penghasil beras di Klaten,seperti di Wedi.Tentunya,populasi burung emprit disana lebih jauh bertambah perburuan empritnya.
Disisi lain emprit juga sebagai penyeimbang ekosistem alam,tetapi juga terkadang sebagai musuh petani karena mereka memakan padi para petani yang mulai tumbuh subur.Sedamgkan sekarang ini petani juga sedang diserang hama,berupa hama weerng ataupun belalang.
Keberadaan burung emprit yang dahulunya sebagai predator alami pembasmi wereng dan belalang-pun lambat laun makin berkurang drastis keberadaannya.Di sisi lain burung ini memang merugikan,tetapi di sisi lain juga menguntungkan.
Label:
burung