Tampilkan postingan dengan label perkutut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label perkutut. Tampilkan semua postingan

Sangkar gantung untuk ternak perkutut

Diposting oleh Unknown


Jika tidak memungkinan beternak perkutut bisa saja dilakukan dalam sangkar gantung, ukuran sangkarnya sendiri bisa menggunakan sangkar burung ocehan yang berbentuk kotak dengan ukuran 60(P)x60(L)75(T)  atau memanfaatkan kandang untuk kacer , murai batu ataupun cucak hijau yang tidak terpakai, yang penting semakin besar ukuran kandangnya semakin leluasa burung perkutut bisa bergerak. 


Siapkan dahulu tempat sarangnya di dalam sangkarnya dengan bahan sarang yang sudah jadi didalamnya. setelah itu barulah kedua burung perkutut dimasukan dalam sangkar penangkarannya. 

jika sudah berjodoh perkutut akan saling meloloh lalu melakukan ritual "ngecer" dan diakhiri dengan ritual kawin yang sebenarnya.  proses ngecer ini biasanya dilakukan sekitar 4-5 kali, burung jantan akan menaiki burung betina lewat sisi kiri atau sisi kanannya untuk kemudian hinggap di sampingnya, makanya dibutuhkan kandang yang besar agar kedua burung lebih leluasa "berlatih pemanasan" sebelum kawin. 

Perawatan indukan perkutut

Bagaimana perawatan yang tepat agar perkutu bisa segera kawin dan bertelur, silahkan simak beberapa tips berikut : 
  • Lakukan penjemuran setiap pagi hari (tentu saja dengan sangkar gantungnya) untuk merangsang burung cepat birahi, biasanya sewaktu penjemuran itu burung akan melakukan perkawinan. ada kala berlangsung setelah penjemuran selesai. 
  • Setelah kawin biasanya burung akan bertelur dalam jangka waktu 1-2 minggu, jika sudah terlihat tanda tanda akan bertelur sebaiknya sangkar jangan dipindah pindah lagi, biarkan menempel dengan tembok agar sangkar lebih kokoh dan tidak mudah goyang.
  • Perkutut akan mengerami telurnya selama 2 minggu, jika terlihat tanda tanda akan menetas sangkar bisa dijemur kembali pada pagi pagi hari sekitar jam 06.30 selama 5-10 menit saja, jangan lama lama , dan penjemuran pun jangan sewaktu matahari sedang terik teriknya, setelah piyikan keluar bulu barulah ditambah lagi waktu penjemurannya menjadi 10-15 menit. 
  • Setelah anakan berusia 5-7 hari bisa langsung dipasang ring pengenal.
  • Pada usia 7-8 hari inilah burung bisa diambil dan di satukan dengan burung puter (dititipkan) untuk diloloh.  setelah anakan dipisahkan dari indukannya kandang bisa dibersihkan supaya bisa digunakan indukan perkutut untuk bertelur lagi. namun jika anda tidak punya pengasuh lain (burung puter) untuk meloloh anakannya biarkan saja diloloh oleh induknya selama 1 bulan. 


Semoga bermanfaat 
More aboutSangkar gantung untuk ternak perkutut

Pengertian katuranggan dan maknanya bagi perkutut

Diposting oleh Unknown


Katuranggan kemungkinan berasal dari kata katur dan angga, Katur disini berarti menyampaikan dan angga berarti badan, jadi Katuranggan adalah pengetahuan yang menyampaikan pengertian tentang bentuk bentuk badan. sedangkan dalam bahasa Belanda istilah katuranggan ini dikenal dengan sebutan Exterieur atau bentuk lahiriah bagian badan yang nampak diluar.  Menghubung hubungkan katuranggan burung dengan kualitas burung mungkin sudah menjadi tradisi penggemar burung di indonesia tidak terkecuali burung perkutut. Bagi penggemar burung perkutut pemilihan katuranggan ini menjadi satu hal yang sangat penting selain bunyi suara tentunya  sewaktu memilih burung perkutut bakalan untuk dijadikan burung kesayangannya. sebab hanya dengan mengetahui katuranggan dari burung tersebut pemiliknya bisa meramalkan bagaimana kualitas burung ini nantinya. 



Disini juga pernah dibahas mengenai masalah katuranggan dan sejarah mengenai burung perkutut ini , untuk membuka kembali ingatan kita sekaligus menyegarkan suasana silahkan baca kembali artikel yang sangat menarik ini  disini dalam serba serbi perkutut katuranggan.

Menurut seorang penggemar burung perkutut kawakan pemilihan katuranggan ini terdapat beberapa bagian yang penting untuk menentukan bagaimana kualitas dari burung tersebut, bagian penting tersebut diantaranya adalah : 

Bentuk kepala dari samping

  • Burung perkutut yang bentuk kepalanya njambe nom ( seperti buah jambe atau pinang yang masih muda ), diperkirakan mutu suaranya bisa ngepol ( maksimal ) dan keindahan suara tersebut akan terus bertahan sampai burung berusia tua.
  • Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbeton nongko ( seperti biji nangka ), diperkirakan bunyi suaranya akan bisa bertahan sampai tua, akan tetapi keindahannya tidak dapat mencapai maksimal.
  • Burung perkutut yang bentuk kepalanya nggobog ( seperti uang logam ), diperkirakan mutu suaranya akan terus meningkat sampai pada usia tengahan atau 3 rambahan ( sekitar 24 tahun, karena per rambahan = 8 tahun ), kemudian akan menurun sesuai dengan umurnya.
  • Burung perkutut yang bentuk kepalanya mbungkul bawang ( seperti bungkul atau siung ( umbi ) bawang putih ), diperkirakan mutu suaranya tidak menentukan. Kadang dapat baik dan mengejutkan, tapi dapat juga mlempem, tak ada kemajuan.
  • Burung perkutut yang bentuk kepalanya nakir kuwalik ( takir terbalik , takir adalah tempat makanan / sesaji terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat ), sulit diharapkan suara baiknya.

Bentuk paruh badan dan ekor

  • Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya ngepel ( seperti buah kapel / burahol ) dan bentuk badannya tuntut gedang ( seperti kuncup bunga pisang ) serta bentuk ekornya meruncing dengan garis - garis bulu yang jelas, burung ini bisa diharapkan tengahnya ( ketek ) bisa terdengar jelas dan baik.
  • Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya nggabah ( seperti gabah atau butiran padi ) dan bentuk badannya nongko sanglundung ( seperti buah nangka ) serta bentuk ekornya panjang dengan garis - garis bulu yang jelas tapi tumpul, diperkirakan suara tengahnya agak baik.
  • Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya mapah gedang ( seperti pelepah pisang ) dan bentuk tubuhnya mbluluk ( seperti pentil atau buah kelapa yang masih sangat muda ) serta bentuk ekornya pendek meruncing, diperkirakan suara tengahnya cukup baik.
  • Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruh yang nglombok gede ( seperti cabe besar ) dan bentuk tubuhnya njagung nglobot ( buah jagung yang belum dikupas kulitnya ) serta bentuk ekornya panjang tapi kurang meruncing ( sehingga bulu bertumpuk dan garis - garis warnanya kurang jelas ), diperkirakan suara tengahnya kurang baik.
  • Burung perkutut kalau dilihat dari samping bentuk paruhnya seperti nglombok rawit seperti cabe rawit ) dan bentuk tubuhnya seperti wungkal gerang ( seperti batu asahan pisau yang sudah aus bagian tengahnya ) serta bentuk ekornya mekar seperti kapas, diperkirakan bunyi suara tengahnya kurang sekali, akan tetapi dapat tebal bunyinya.

Semoga bermanfaat bagi Kung Mania dimana saja berada, salam kicau 
More aboutPengertian katuranggan dan maknanya bagi perkutut

Membedakan Perkutut Jantan atau Betina

Diposting oleh Unknown

Cara mengetahui burung perkutut jantan atau betina tidak hanya ditentukan dari rajin atau tidaknya burung tersebut bersuara, semua tergantung stamina dan mood dari burung tersebut, tetapi yang paling sering menjadi acuan dalam pemilihan burung jantan dan betina burung perkutut yang walaupun masih dipertanyakan ketepatannya adalah dengan cara;
  1. Melihat warna putih di atas paruh perkutut;
    Perkutut jantan biasanya warna putihnya sampai ke pelipis sementara untuk burung betina tidak.
  2. Meraba supit udang dari perkutut;
    Apabila salah satu supit udang terasa lunak sewaktu di sentuh dibandingkan yang satunya  maka burung tersebut kemungkinan besar adalah burung betina.
  3. Postur Tubuh perkutut;
    Burung betina biasanya memiliki postur tubuh lebih kecil dari burung jantan, dan akan sangat sulit membedakannya jika burung masih dalam keadaan piyik seteluran, yg kecil biasanya betina.
  4. Segi suara;
    Perkutut betina pada umumnya memiliki suara dengan volume kecil.
Ini merupakan generalisasi tapi banyak juga ditemui adanya deviasi dari kenyataan yang ada. Perkutut juara juga tidak sedikit yang berjenis kelamin betina. 
 
Tapi di kalangan peternak biasanya akan mengatakan sulit untuk mencarikan jodoh untuk perkutut juara yang bersuara kristal tembus karena betina yang bervolume besar yang cocok nggak mudah untuk diperoleh dan tentunya harganya mahal.

Dengan demikian bisa jadi perkutut betina bervolume besar sulit diperoleh oleh kalangan peternak dan apabila mereka memilikinya pasti tidak akan dijual dengan mudah atau dijual dengan harga tinggi. 

More aboutMembedakan Perkutut Jantan atau Betina

Peracikan pakan untuk Perkutut

Diposting oleh Unknown

Merawat burung perkutut harus dilandasi dengan perasaan kasih sayang agar burung selalu sehat dan juga rajin berbunyi seperti yang diharapkan. Perawatan utamanya seperti pemberian pakan selain harus betul-betul dan juga harus dalam keadaan bersih. Burung perkutut pada umumnya menyukai makanan sejnis biji-bijian, dan jika burung sudah mulai berbunyi pemberian pakannya bisa diberikan berupa millet dan gabah saja dengan makanan olahan yang bahannya terdiri dari campuran ketan hitam, millet, canary seed, jewawut, dengan beberapa macam bumbu seperti kencur, jahe, bawang putih, madu, kuning telur ayam kampung, lada putih dan garam dapur beryodium. Makanan olahan tersebut bisa dibeli di pedagang - pedangan burung atau toko binatang peliharaan. tetapi anda juga bisa mengolah sendiri makanan perkutut dengan resep seperti berikut: 


  • 1 Kg millet
  • 2 sampai 3 butir telur, diambil kuningnya
  • 1 Kg gabah
  • 2 siung bawang putih
  • 1/4 Kg ketan hitam
  • 3 jari tangan jahe
  • 1/4 Kg canary seed
  • 3 jari tangan kencur
  • 1/8 Kg jewawut
  • ½ sendok makan garam
  • 5 sendok makan madu
  • ½ sendok teh lada putih
Bumbu berupa kencur, jahe, bawang putih, lada putih, dan garam ditumbuk sampai hancur kuning telur dikocok sampai mengembang, lalu diberi madu lebah dan dikocok lagi sampai tercampur betul. setelah madu telur itu tercampur, bumbu yang telah ditumbuk tadi dicampurkan pada telur dan madu, diaduk-aduk sampai rata. 
 

Ketan hitam, millet, gabah, canary seed, dan jewawut, sebelum dicampurkan dicuci bersih dulu di buang yang mengambang lalu ditiriskan, digelar dalam tempeh atau sejenisnya.selanjutnya dijemur sampai kering.biji-bijian yang sudah kering inilah yang dicampurkan dalam adonan telur madu yang berbumbu tadi.
 

Bahan dicampur aduk samapai rata, kalau perlu diremas-remas dengan tangan.setelah adonan tercampur betul di gongsong (digoreng tanpa minyak) selama kurang lebih dua menit. kemudian diangkat dan dituangkan di atas nyiru, untuk diangin-anginkan di tempat teduh sampai kering dan dingin.
More aboutPeracikan pakan untuk Perkutut

Perjodohan perkutut

Diposting oleh Unknown

Berdasarkan pengalaman dari beberapa rekan peternak perkutut serta bersumber dari informasi lainnya seputar perkutut, bahwa proses penjodohan perkutut bisa dibilang gampang-gampang susah, karena proses penjodohan ini harus didukung dengan beberapa faktor yang antara lain
  • Suara kedua Indukan yang cocok/pas.
  • Usia kedua Indukan yang serasi.
  • Menentukan jenis kelamin dari kedua Indukan yang benar.
  • Sifat-sifat kedua Indukan yang baik.
  • Menggunakan sistem yang tepat.
  • Kendala-kendala lainnya.
Suara kedua Indukan

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal yaitu anakan perkutut yang berkualitas, maka kita dituntut untuk mengetahui sebanyak mungkin teori Crossing baik dari membaca ataupun pengalaman yang didapat sehari-hari yang hanya dapat diperoleh dari praktek dan memperhatikan hasil produksi melalui jalan yang cukup panjang dan waktu yang lama, ketekunan dan kesabaran. Tanpa ini semua, maka hasil produksi berupa anakan perkutut hanyalah merupakan anakan perkutut yang asbun ( asal bunyi ) dan tidak akan berkualitas.

Usia kedua Indukan

Yang ideal dan relatif lebih gampang, usia kedua Indukan seyogyanya seimbang yaitu perkutut Betina lebih tua 1(satu) atau 2(dua) bulan dibanding perkutut Jantan, sebab biasanya perkutut Jantan lebih cepat dewasa dibanding Betinanya.
Memang bisa atau masih memungkinkan umur keduanya berbeda jauh, tetapi biasanya selain susah juga banyak masalah yang timbul antara lain seringnya berkelahi dan umumnya si Betina akan kalah atau dihajar si Jantan, apalagi kalau si Jantan jauh lebih tua ( Silahkan membaca teori Back Cross )..

Mengenai kapan waktu usia yang tepat kedua calon pasangan tersebut mulai dijodohkan ? Ada beberapa pendapat yang berbeda satu dengan yang lain. Satu pendapat mengatakan sebaiknya mereka mulai dijodohkan sejak usia kira-kira 3.5-4 bulan, sehingga akan lebih mudah jodoh dan menjadi pasangan yang cocok. Disamping tidak terlalu lama sekitar 2-3 bulan kemudian pasangan tersebut sudah akan mulai bertelor. Pendapat lain mengatakan sebaiknya menjodohkan perkutut pada usia sekitar 10-12 bulan, sehingga keduanya betul-betul sudah matang dan diharapkan keturunan anak-anaknya lebih sempurna disbanding pendapat terdahulu yang sering-kali mengalami kegagalan menetas atau lahir cacat.

Menentukan jenis kelamin

Sebelum calon pasangan dijodohkan, harus dipastikan dahulu bahwa calon pasangan tersebut adalah perkutut Jantan dan Betina. Perkutut pada usia kurang dari 4 bulan masih agak susah untuk menentukan Jantan atau Betina, walaupun ada beberapa cara untuk dapat mengetahui hal ini antara lain dengan cara :
  • Dari bentuk kepala, kapur disekitar mata, sorot mata, suara dan postur tubuhnya.
  • Tulang dibawah dubur ( supit urang ) sempit atau lebar.
  • Memakai bandul Sibas, dll.

Lain halnya perkutut yang sudah berusia diatas 7 bulan, akan lebih mudah untuk menentukan jenis kelaminnya baik dengan cara diatas maupun dari penampilannya yang sering mbekur atau pertanda mengajak kimpoi lawan jenisnya bagi si Jantan.

Sifat-sifat kedua Indukan

Sebaiknya dapat dipilih calon pasangan yang mempunyai sifat yang baik, misalnya si Jantan tidak mempunyai sifat yang sadis kepada pasangannya atau si Betina adalah indukan yang rajin bertelor dan mengerami telornya sampai menetas serta dengan sabar mengasuh anak-anaknya sampai mencapai usia siap disapih sekitar 1.5 bulan.

Memang tidak mudah mengetahui sifai-sifat ini sebelum keduanya disatukan, akan tetapi setidaknya dari sifat Bapak/Ibu dari kedua calon pasangan tersebut dapat ditelusuri, apakah mereka berasal dari Bapak/Ibu yang sifatnya baik atau tidak.

Menggunakan sistim yang tepat

Ada beberapa cara atau sistim untuk menjodohkan kedua calon pasangan antara lain sbb. :
  • Kedua calon pasangan yang berada dalam sangkar masing-masing didekatkan setiap harinya sampai terlihat tanda-tanda mereka sudah saling mengenal dan bertenggernya sudah berdekatan. Waktunya bisa seminggu, dua minggu bahkan lebih tergantung sifat dan sikap masing-masing, apakah mereka sudah saling tertarik atau tidak.
Bila sudah keduanya dicampur/dimasukkan kedalam satu sangkar untuk beberapa lama untuk meyakinkan bahwa mereka sudah cocok dan tidak bertengkar yang dapat dilihat kalau malam tidurnya sudah berdampingan. Baru kemudian pada sore hari keduanya dimasukkan bersama-sama kedalam kendang ternak.
  • Perkutut Betina dimasukkan kedalam kandang ternak, sementara si Jantan juga dimasukkan kedalam kandang tetapi masih didalam sangkar terpisah. Perkembangan mereka dipantau sampai diketahui tanda-tanda cocok seperti keadaan diatas.
  • Beberapa perkutut Betina dimasukkan kedalam kandang dan bersamaan dimasukkan perkutut Jantan, maka secara alamiah si Jantan akan mencari jodohnya sendiri yang menurut seleranya cocok. Kelemahannya belum tentu si Betina yang terpilih suaranya pas untuk crossing dengan si Jantan, kecuali perkutut-perkutut Betina sudah dipilih yang semuanya pasti pas/cocok.
Bila sudah ada salah satu Betina yang cocok, Betina yang lainnya segera ditangkap dan dikeluarkan dari kandang, bila terlambat bisa jadi Betina-betina yang lain yang tidak terpilih akan dihajarnya.
Masing-masing peternak mempunyai selera sistim yang mana yang akan digunakan terutama disesuaikan dengan kondisi kandang dan tersedianya calon indukan betinanya. Selama ini saya lebih cenderung memilih cara yang pertama pada uraian tersebut diatas.

Kendala-kendala 

Kendala kendala yang kerap dihadapi dalam penjodohan perkutut adalah:
  • Walaupun sudah dicoba dengan beberapa cara, tetap saja mereka tidak mau jodoh. Walaupun hal ini jarang dijumpai, akan tetapi bila hal ini terjadi sebaiknya jangan dipaksakan dan usahakan mencarikan jodoh yang lain.
  • Mereka sudah jodoh, tetapi tidak juga bertelor. Bila hal ini terjadi biasanya penyebabnya adalah si Betina yang kurang subur, mengatasinya dengan memberinya tambahan vitamin-E.
  • Mereka sudah jodoh, tetapi tidak ada tanda-tanda perkimpoian. Bila hal ini terjadi biasanya penyebabnya adalah si Jantan. Mengatasinya dengan cara yang sama memberinya tambahan vitamin-E kepada si Jantan untuk menambah birahi.
  • Sudah jodoh dan terjadi perkimpoian, tetapi setelah periode mengeram selesai, telornya tidak ada yang menetas dengan sempurna.

Kemungkinannya adalah :
  • Indukan belum mempunyai pengalaman mengeram, sehingga telor sering ditinggalkan dari sarangnya, sehingga mengganggu pertumbuhan janin atau mati. Kondisi sangkar yang kurang nyaman, terganggu orang atau binatang juga menyebabkan pengeraman tidak dapat dilakukan dengan baik.
  • Perkimpoian antara Jantan dan betina tidak sempurna, bisa disebabkan suburnya bulu disekitar dubur si Betina/Jantan, sehingga mengganggu proses penyerbukan sperma ke- indung telor. Maka mengatasinya dengan mencabuti bulu sekitar duburnya agar proses perkimpoian berjalan dengan baik/sempurna.
  • Semula sudah kelihatan jodoh, akan tetapi tiba-tiba si Jantan begitu bernafsu dan mengejar-ngejar si Betina. Cara mengatasinya bisa dengan menangkap si Jantan dimandikan atau beberapa bulu sayapnya diikat dengan selotip/karet.
  •  
    sumber; berbagai sumber
More aboutPerjodohan perkutut

Kiat membeli Perkutut Piyik dan merawatnya untuk lomba

Diposting oleh Unknown


Tidak semua piyik perkutut akan mempunyai suara bagus dan bisa menjadi juara pada setiap lomba pada waktu umurnya sudah dewasa. Termasuk piyik-piyik dari kandang favorit, bahkan anakan dari perkutut jawara sekalipun. Sebaliknya, tidak jarang seekor piyik dari kandang pasangan biasa-biasa saja tidak mempunyai trah juara dan produk dari sebuah peternak kecil, malahan bisa menjadi juara pada saat setelah dewasa nanti. Jadi untuk mendapatkan perkutut juara yang dibeli sejak piyik bukanlah pekerjaan mudah, selain unsur kejelian rupanya keberuntungan juga akan menjadi faktor penentunya.

Dibawah ini akan disajikan secara garis besar berdasarkan pengalaman pribadi dan juga dari sumber Majalah Fauna dan Kucica tentang kiat bagaimana membeli piyik yang berprospek, merawatnya dan menyiapkannya untuk menjadi juara pada setiap lomba piyik atau dewasa.



Membeli piyik.

Pekerjaan ini tidak mudah dan merupakan suatu seni sekaligus bersifat untung-untungan yang cukup mengasyikkan kita sebagai pecinta dan penggemar perkutut.

Alasannya kualitas suara seekor piyik berumur kurang dari 4(empat) bulan, belum menjadi jaminan setelah dewasa suaranya akan sekualitas sewaktu dibeli. Sering terjadi perubahan seiring bertambahnya umur, bisa menjadi lebih bagus bisa pula menjadi lebih jelek bahkan amburadul.

Menurut pengalaman seorang pakar perkutut hanya 10% piyik berumur dibawah 4(empat) bulan, apalagi dibawah 3(tiga) bulan, suaranya akan tetap stabil hingga dewasa nanti. Sebagian besar piyik, suaranya akan mengalami perubahan secara perlahan/bertahap dan baru mulai stabil setelah dewasa sewaktu kira-kira umurnya menginjak 7(tujuh) bulan.

Mengingat membeli piyik susah diharapkan kepastiannya, tidak seorangpun dapat memastikan apakah seekor piyik saat dewasa nanti bisa menjadi juara atau tidak. Namun demikian beberapa tanda-tanda dan ciri-ciri umum serta seberapa banyak pengalaman kita, paling tidak dapat dijadikan patokan untuk memilih dan menentukan seekor piyik nanti setelah dewasa bisa bersuara bagus atau tidak.

Tanda-tanda umum itu antara lain adalah sbb. :
  • Volume suara ( besar, kecil atau cowong ) dan iramanya ( senggang meliuk-liuk atau rapet seperti kereta api ).
  • Sementara jalan (ketukan) dobel, satu setengah atau dobel plus masih susah diperkirakan akan kemana jadinya pada saat dewasa nanti, meskipun pada saat piyik sudah terdengar “ jalannya “.
  • Sedangkan suara depan (angkatan) dan ujung (kung) pada umumnya akan mengalami perubahan saat menjadi dewasa, bahkan ada yang drastis.
Merawat piyik.

Setelah mendapatkan seekor piyik yang kita anggap suaranya bagus, maka selanjutnya adalah bagaimana piyik tersebut dirawat dengan benar, sebab perawatan yang salah atau kurang benar bisa berakibat fatal antara lain kualitas suaranya akan rusak pada saat dewasa nanti.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

  • Piyik akan mulai mengalami ganti bulu (rontok/ngurak) pertama pada umurnya sekitar 2.5 bulan yang berlangsung selama sebulan penuh. Dan bulu baru akan sempurna setelah umurnya sekitar 3.5 bulan. Pada saat masa pergantian bulu inilah piyik perlu mendapat perhatian dan perawatan yang benar.

Saat piyik mulai ganti bulu sebaiknya dimasukkan kedalam kandang umbaran bersama dengan beberapa perkutut piyik lainnya, selama minimal lebih 2(dua) minggu lamanya piyik-piyik tersebut dapat bergerak lebih leluasa/bebas, sehingga bulu-bulu barunya cepat tumbuh dan tubuhnya menjadi kuat serta bagus. Selanjutnya dapat diangkat dari kandang umbaran untuk dipindahkan ke sangkar soliter baik sangkar mahkota maupun sangkar piyik biasa setelah dilihat bulu-bulu barunya mulai penuh dan sempurna.
  • Selama di kandang umbaran perlu setiap sore dikontrol, apakah piyik-piyik tersebut sudah bisa makan atau tidak. Tidak semua piyik tahu persis letak dari tempat makan di kandang umbaran yang baru dan asing baginya. Bila temboloknya tidak ada makanan, maka tidak ada cara lain harus dilolohnya. Bila tidak, maka piyik-piyik tersebut akan mati kelaparan.
  • Pada saat piyik berumur kira 3-3.5 bulan suaranya biasanya mulai pecah, ada tanda-tanda perubahan dari suara piyik ke suara perkutut dewasa. Perhatikan perubahan volume suaranya apakah dari kecil menjadi besar atau sebaliknya. Demikian jalan suaranya, apakah tetap stabil seperti saat masih piyik atau ada perubahan misalnya berkurang dari dobel ke satu setengah atau bertambah dari satu setengah ke dobel, dan lain-lain. Juga iramanya, apakah dari tadinya empuk meliuk-liuk senggang menjadi rapet dan kencang bak kereta api atau sebaliknya makin senggang.
  • Selama di sangkar soliter, piyik tersebut dilatih di hanging atau kerek kira-kira 3x seminggu agar menjadi lebih jinak dan tidak liar, disamping untuk menempa mentalnya dengan belajar mendapat terpaan angin keras. Sebaiknya waktu melatih adalah sore hari antara jam 16.00 sampai matahari terbenam. Latihan ini dilakukan secara bertahap dari hanging ke kerekan disesuaikan dengan usia piyik tersebut.
  • Setelah berumur 3.5 bulan piyik-piyik tersebut dapat dimasukkan kandang umbaran kembali atau tetap dalam sangkar soliter mahkota untuk dipantau suaranya dan sesekali diikutkan lomba. Bila tidak sebaiknya dimasukkan kembali ke kandang umbaran agar dapat berinter-aksi dengan lawan jenisnya dan dapat lebih memacu birahinya untuk semakin rajin berbunyi.
  • Pada saat piyik berumur 4 bulan akan semakin rajin bunyi atau menjadi gacor setelah menemui pasangan tetapnya. Saat inilah waktu yang tepat untuk mengangkatnya dari kandang umbaran ke sangkar soliter.
Pada umur piyik 4 bulan ini, biasanya volume suara yang asli sudah mulai terlihat, sehingga sudah dapat dijadikan patokan dan perkiraan bagaimana suaranya nanti selepas umur 7 bulan.

Yang juga sudah mulai tetap tidak berubah adalah irama suara, jalan suara serta suara depan dan ujungnya.

Irama suara biasanya akan mengalami penurunan dari awal-awalnya mengalun indah dan nyaman terdengar di telinga saat gacor berubah menjadi rapet dan nyerocos bak kereta api. Jarak antar ketukan menjadi tidak ada intervalnya dan suaranya menjadi tidak enak didengarkan.

Yang juga sering terjadi saat gacor adalah “ patah “ atau suara ujung menjadi pendek dan tidak ndelosor lagi, pada hal saat piyik suara ujungnya istimewa. Memang suara ujung ( Kung ) ini yang paling sering berubah dari panjang ndelosor menjadi hanya “ Kuk “ atau bahkan “ patah “.

Perlu menjadi perhatian kita saat membeli piyik bagaimana suara ujungnya ini, yang perlu dipantau apakah ada gejala suaranya kungnya ini “ mandeg seperti di-rem “ atau tidak. Kalau ada kemungkinan nantinya akan berubah menjadi “ Kuk “ atau Kung pendek, walalupun mungkin tidak patah. Lainnya kalau Kungnya itu lepas dan habisnya perlahan-lahan, nantinya diperkirakan akan tetap panjang dan ndelosor indah.

Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah kestabilan suaranya, sebab pada saat bunyi gacor itulah kita akan tahu persis kestabilan suaranya. Apakah suaranya akan menjadi drop atau malahan semakin bagus saat digantang pagi selama sekitar 3(tiga) jam. Bisa dilihat antara lain dari jalan suaranya, apakah berubah dari dobel ke dominan satu setengah bahkan engkel atau malahan sebaliknya dari dobel menjadi dobel plus atau setidaknya stabil pada suara doble atau satu setengah saja.

Selain jalan suara, yang bisa drop biasanya juga mutu volume suara misalnya dari besar cowong bisa menjadi sember tak karuan atau mengecil dan tipis, sehingga suara yang tadinya jelas terdengar menjadi sayup-sayup dan akhirnya tidak terdengar sama sekali.

Melatih untuk lomba.

Latihan secara intensif sudah bisa dimulai saat seekor perkutut piyik berumur 4(empat) bulan dengan cara antara lain sebagai berikut :
  • Menggantangnya di tiang gantanga setiap pagi selama 2-3 jam bersama dengan perkutut-perkutut lainnya. Bisa dilakukan dirumah dan sebaiknya ditempat lapangan yang tersedia fasilitas gantangan bersama perkutut lain yang disebut dengan Latihan Bersama ( Latber ) routine.
  • Melalui Latihan Bersama ini akan dapat dipantau kemampuan kelebihan dan kekurangan yang sebenarnya dari perkutut kita ini. Juga dapat dipantau sifat dan kebiasaan perkutut kita, hal ini penting karena setiap burung memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya.
  • Latber ini penting, selain untuk menambah pengalaman dan jam terbang, juga melatihnya untuk terbiasa dibawa keluar dengan kendaraan.
  • Agar pengalamannya semakin banyak dan jam terbangnya semakin tinggi, sesekali diikutkan kearena lomba piyik hanging (gantungan) agar terbiasa bercampur dengan puluhan bahkan ratusan ekor perkutut lainnya.
More aboutKiat membeli Perkutut Piyik dan merawatnya untuk lomba

Fungsi Kerodong Bagi Perkutut

Diposting oleh Unknown

Kerodong, merupakan kain yang dibentuk dan dijahit untuk keperluan menutup sangkar burung. Kerodong yang baik terbuat dari bahan kain yang cukup ketebalannya. Karena jika kain agak tipis, maka burung yang didalamnya akan tetap terganggu karena melihat bayangan-bayangan benda atau manusia atau binatang yang bergerak disekitar.
Tentunya selain bahan yang cukup tebal, juga bentuk (ukuran kerodong ) terhadap sangkarnya harus baik, sehingga walaupun resletingnya sudah ditutup rapat, ada sirkulasi udara yang cukup dari luar ke dalam sehingga burung di dalamnya tetap nyaman.

Kerodong dipergunakan untuk menutup sangkar burung dengan berbagai tujuan yaitu :

1. Menenangkan burung

diperlukan untuk burung yang baru dibeli dalam beradaptasi terhadap lingkungan baru, terutama jenis burung yang rentan terhadap stress. Selain itu juga untuk keperluan pengangkutan (transportasi) dari satu tempat ke tempat lain, misalnya pada saat dibawa ke arena lomba dll.

2. Menghindari burung dari angin kencang dan udara yang dingin.

Kerodong biasanya juga digunakan untuk menutup sangkar burung pada malam hari, terutama jika tempat mengantung sangkarnya angin sering berhembus dengan kencang, apalagi pada malam anginnya lembab dan akan mengurangi kondisi fitness dari si burung.

Kedua kegunaan di atas merupakan fungsi mendasar dari kerodong, walaupun demikian karena menutup sangkar burung dengan kerodong akan berefek membuat burung menjadi tenang tetapi sekaligus si burung menjadi mengurangi kicauannya dalam keadaan tertutup, maka hal ini menjadi suatu fungsi lanjut dari kerodong yang banyak dipergunakan oleh para penghobi burung untuk persiapan burung jagoannya dalam menghadapi lomba.
Fungsi Kerodong bagi Perkutut
Kerodong juga berfungsi sebagai sarana untuk menenangkan perkutut dan menghindari tiupan angin pada malam hari atau pada waktu sedang sakit. Pada lomba-lomba, burung perkutut yang terlalu gacor, sengaja dibiarkan kerodongnya dalam keadaan tertutup, sampai pada detik-detik terakhir sebelum lomba dimulai, tujuannya agar si perkutut tidak langsung manggung sebelum pertempuran dimulai, karena justru akan drop staminanya pada saat lomba sudah dimulai dari juri mulai memberi nilai (perkutut yang terlalu gacor setelah banyak bunyi akan menurun kualitas anggungannya, sehingga penilaiannya akan turun).

Selain itu pada persiapan lomba, 1 seminggu sebelum lomba terutama 2-3 hari menjelang lomba, ada penghobi yang sengaja mengerodong perkututnya agar tenang beristirahat sehingga stamina tetap terjaga. Tentu saja si perkutut sudah pernah dilatih dengan pengerodongan sebelumnya dan kombinasi perawatan tersebut dikombinasikan dengan jadwal latihan terpadu mulai dari jenis dan porsi makanan, lama dan waktu penjemuran, pengerodongan (istirahat), pemberian vitamin dll.

Latihan terpadu bagi perkutut tersebut termasuk pengerodongan sebaiknya dilakukan secara rutin bahkan sebelum seekor perkutut siap untuk lomba. Perawatan begitu penting seperti halnya seorang manager sepakbola sebuah klub dalam memberikan latihan fisik dan tehnik bagi pemainnya. Dalam hal ini si perkutut bukan hanya siap dalam stamina yang prima, juga mental yang siap pula.
Tehnik pengerodongan burung kicauan memang agak berbeda dengan perkutut, kalau pada kicauan kelihatanya porsi kerodong memang sangat dominan, seolah-olah kerodong berfungsi sebagai tombol saklar, sehingga ketika saklar dibuka, maka si burung akan langsung berkicau dengan lantang (karena senang).

Pada perkutut pengerodongan dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak dilakukan sepanjang hari, mengenai lama dan waktu kerodong dan training lainnya tentunya disesuaikan dengan strategi dari masing-masing pemilik perkutut.

More aboutFungsi Kerodong Bagi Perkutut

Perawatan Perkutut pada Musim Hujan

Diposting oleh Unknown

Musim pancaroba seperti sekarang ini yang merupakan musim peralihan dari kemarau ke musim hujan memang merupakan saat yang paling banyak menyebabkan penyakit, terutama penyakit gangguan pernafasan seperti flu, batuk, influensa dan pilek.
  Bukan hanya manusia yang banyak mengalami penyakit gangguan pernafasan seperti itu, tapi juga burung perkutut. Sehingga seringkali Bird Farm (peternak perkutut) terutama yang berskala besar dalam jumlah kandang, cukup repot karena banyak perkututnya yang terkena influensa yang dapat mengakibatkan kematian. Burung perkutut yang terserang flu, pada awalnya tampak sering diam saja dan bulu muka serta bulu badannya berdiri. Hal ini disertai pula dengan mata yang mengantuk dan hidung yang berlendir. Setelah memasuki hari kedua dan ketiga, perkutut yang sakit tersebut kondisinya semakin buruk. Selain hanya diam dan mengantuk, perkutut yang sakit flu juga tidak mau makan dan minum, sehingga badannya menjadi kurus dan lemas. Jika tidak segera diobati, biasanya pada hari ketiga ini atau paling lambat hari ke-4, perkutut yang terserang flu ini akan mati.

Untuk mengobatinya dilakukan dengan cara pemberian kapsul terafit yang banyak dijual di pasar burung. Caranya: 5-7 butir kacang hijau direndam dalam air hangat hingga agak lunak (direndam sekitar 20 menit), kacang hijau yang sudah lunak itu ditiris dan direndam dalam mangkok kecil yang berisi bubuk kapsul terafit yang dicairkan dengan 1 sendok makan air matang dan biarkan selama 5 menit.

Burung yang sakit flu diberikan kacang hijau rendaman obat terafit dan pastikan setiap butir kacang hijau tersebut sudah masuk ke dalam temboloknya , kemudian sisa larutan terafit juga diberikan kepadanya hingga habis. Maksud dari pemberian kacang hijau dan air yang dicampur dengan obat terafit adalah sebagai makanan, minuman sekaligus obat, karena seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa burung perkutut yang terserang penyakit flu, tidak mau makan dan minum.

Pada sore hari, burung perkutut yang sakit flu diberikan 2-3 potongan kecil bawang merah dan bawang putih, serta hidung dan badannya kita usapkan dengan bawang merah yang sudah ditumbuk halus supaya badannya menjadi hangat. Setelah diberikan bawang, berikan pula 7 butir kacang hijau yang sudah direndam air hangat tanpa obat terafit. Dan sangkarnya digantung di dalam rumah atau di teras rumah dan di dekatkan dengan lampu supaya hangat.
Perlakuan seperti di atas dilakukan selama 3 hari berturut-turut, pada hari ke-4 hingga hari ke-7, pemberian obat terafit dihentikan, karena perkutut yang sakit flu sudah membaik dan bisa makan - minum sendiri. Tetapi pada sore harinya masih perlu diberi bawang merah dan beberapa butir kacang hijau rendaman dengan tujuan membantu proses pemulihan kesehatan.

Untuk mencegah penyakit saluran pernafasan, maka yang harus diperhatikan adalah :
  1. Jaga kebersihan sangkar / kandang serta tempat makan dan minum.
  2. Berikan makanan tambahan berupa ketan hitam dan sedikit godem pada musim hujan.
  3. Jangan sampai perkutut terkena air hujan.
  4. Jangan memandikan perkutut pada saat cuaca tidak mendukung.
  5. Berikan setiap minggu, beberapa potong kecil bawang merah dan bawang putih serta 5 s/d 7 butir kacang hijau yang sudah direndam hingga lunak untuk memperkuat daya tahan tubuh.
  6. Segera pisahkan perkutut yang sakit untuk menghindari menularnya penyakit.
Semoga Tips perawatan dan pencegahan penyakit flu pada perkutut di atas dapat berguna dalam merawat perkutut kesayangan.
More aboutPerawatan Perkutut pada Musim Hujan

Memilih bakalan burung perkutut ( bag.2 )

Diposting oleh Unknown

Membedakan antara burung tangkapan dari alam (hasil jaringan) dan hasil penangkaran cukup mudah. Hasil tangkapandari alam biasanya kakinya tidak bercincin, sedangkan hasil penangkaran umunya bercincin. Karena harganya murah, biasanya penjual tidak mau menjamin perkutut tersebut bersuara bagus. Perlu diketahui, sebelum dimasukkan ranji, pedagang telah menyeleksi burung-burung tersebut. Burung yang bersuaranya agak bagus biasanya langsung disangkarkan tersendiri, dan dijual dengan harga lebih tinggi. tidak jarang burung hasil seleksi tersebut kemudian dipasangi cincin untuk meyakinkan pada calon pembeli bahwa burung tersebut hasil penangkaran. Untuk itu, sebelum membeli burung perkutut sebaiknya kita mengetahui beda antara burung lokal dengan hasil silangan perkutut Bangkok. Bila suara kungnya mantap dan terasa ada tekanan yang tinggi, burung tersebut merupakan hasil silangan dengan perkutut Bangkok atau burung Import. kalau Kungnya datar atau ampang, jelas burung tersebut burung lokal.

Ciri burung lokal lain bila diperhatikan lebih teliti akan semakin tampak. Misalnya bulu mata agak kasar dan pada bola matanya terlihat seperti ada ring berwarna putih yang bisa membesar dan mengecil. Mata perkutut lokal agak besar sedangkan perkutut Bangkok tampak lebih sipit. perkutut lokal biasanya berbadan kurus sedangkan perkutut bangkok atau hasil silangan biasanya lebih gemuk. Khusus perkutut lokal asal Nusa Tenggara justru paling mudah dikenali. pelupuk matanya memiliki ring berwarna kuning, bulu tubuh tampak hijau agak gelap dan kakinya terlihat lebih hitam.

Hampir semua peternak Lokal maupun Import memberikan cincin pada kaki perkutut hasil tangkarannya. Hal itu untuk memberikan tanda asal peternakan mana, kelahiran keberapa, dan keturunan siapa burung tersebut. Dengan demikian, kalau sewaktu-waktu mau merunut induknya, bisa mengetahuinya dari cincin tersebut. Bagi peternak lokal, pemberian cincin tidak lepas dari himbauan P3SI (Persatuan Penggemar Perkutut Seluruh Indonesia) agar ternak lokal memberikan cincin pada perkutut hasil tangkarannya agar bisa diketahui bahwa perkutut tersebut hasil tangkaran, bukan hasil tangkapan dari alam. Untuk peternakan besar, biasanya silsilah sangat diperhatikan. Setiap anakan yang dijual biasanya disertai dengan Sertifikat.


Cincin tidak menjamin kalau burung tersebut hasil tangkaran peternak. Sekarang ini banyak pedagang atau bahkan peternak yang mencoba memalsu cincin burung hasil tangkarannya dengan cincin yang berkode peternakan terkenal yang sering melahirkan burung juara. Mengetahui begitu berartinya sebuah cincin yang melingkar dikaki perkutut, sampai-sampai muncul istilah cincin palsu atau jual beli cincin. Munculnya kasus pemalsuan cincin tersebut tidak lepas dari keinginan peternak atau pedagang yang ingin meniru kesuksesan peternak lain. Misalakan saja perkutut milik si A di arena konkurs selalu menyabet juara akan lumrah bila para penggemar perkutut akan berbondong-bondong ke peternakan A utnuk memesan saudara atau turunan perkutut yang juara tadi. Karena banyaknya pesanan, biasanya harga saudara atau turunan perkutut juara tadi akan melambung tinggi. Tingginya harga perkutut tersebut tidak jarang digunakan aji mumpung oleh peternak itu. Misalnya ia membeli burung milik peternak lain yang kualitasnya lebih rendah dan harganya lebih miring, kemudian peternak tersebut memasang ring atas nama peternakannya agar burung tersebut tampak sebagai hasil tangkaran peternakannya. burung ini kemudian dijual dengan harga yang tinggi setaraf dengan keturunan perkutut juara tadi. penggemar perkutut sendiri sulit membedakan apakh burung tersebut asli anakan dari indukan yang melahirkan anakan juara atau anakan perkutut lain karena cincin yang terpasang tersebut asli dari peternakan bersangkutan. Oleh karena itu membeli anakan perkutut juara, dipeternakan besar perlu hati-hati dan perlu meminta jaminan keaslian dari peternaknya.


Untuk mengetahui apakah cincin yang melingkar dikaki perkutut asli atau tidak, tidak terlalu sulit. Kalau asli, cincin tersebut sulit dilepas karena agak ngepress dengan kaki. kalau burung sudah berusia 1 bulan, cincin asli susah dilepas. kalau dipaksa dilepas atau dipasang akan membuat burung yang bersangkutan cedera. Oleh karena itu, pemasangan cincin atau ring asli biasanya dilakukan sebelum piyik perkutut berumur 15 hari. Lebih dari itu sudah susah karena jari kaki piyik akan tumbuh membesar secara cepat. Mengingat cincin tersebut mudah dipesan, belakangan muncul cincin yang berukuran sedikit agak besar. Cincin semacam inilah biasanya digunakan untuk memalsu burung-burung kelas bawah agar tampak bagaikan burung kelas atas.


Ukuran cincin yang bisa dibongkar pasang pada kaki perkutut biasanya berdiameter agak besar, dikenal dengan ukuran 44. Cincin tersebut bisa dikeluar masukkan pada pergelangan kaki perkutut walaupun burung sudah dewasa. cincin asli diameternya lebih kecil, dikenal dengan ukuran 41.
More aboutMemilih bakalan burung perkutut ( bag.2 )

Memilih bakalan burung perkutut

Diposting oleh Unknown

Membeli perkutut memang tidak seperti membeli jenis burung lainnya. Dalam memilih perkutut, selain perlu ketelatenan juga butuh kejelian agar tidak kecewa di kemudian hari. Sebelum membeli perkutut ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Pertama, kalau bakalan tersebut untuk konkurs, jelas harus jantan. Kemudian, karena bakalan perkutut tersebut diidentikkan dengan piyik, sedangkan kriteria piyik dalam perkutut sendiri dikategorikan mulai burung baru menetas sampai berumur lima bulan, maka untuk membeli bakalan di masing-masing umur diperlukan pengetahuan dan perhatian sendiri-sendiri. Jadi, dalam membeli bakalan perkutut kita bisa membeli piyik mulai yang baru menetas (berumur beberapa hari) sampai burung mulai menampakkan suara aslinya ketika burung berumur lima bulan.

Para pembeli perkutut, baik untuk didengar suaranya maupun untuk lomba, pasti memilih perkutut jantan. Perkutut jantan mempunyai suara nyaring, tekanan bas pada suaranya besar, dan power-nya besar sehingga kalau berbunyi akan terdengar lantang dan stabil. Bagi penggemar perkutut yang masih baru dan awam tentang perkutut, agak sulit untuk membedakan antara perkutut jantan dan betina. Apalagi kalau membelinya masih dalam tahap bakalan.

Untuk membedakan perkutut jantan dan betina, bisa dilakukan dengan melihat supit (tulang di bawah dubur). Kalau supit tersebut rapat atau hampir bersentuhan, bisa dipastikan jantan. Sebaliknya kalau jarak tulang supit tersebut lebar (sekitar 1 cm atau seukuran jari tangan), berarti betina. Cara ini baru bisa digunakan setelah piyik menginjak umur empat bulan. Sebelum umur empat bulan supit pada piyik jantan relatif renggang sehingga penggemar perkutut yang awam akan kesulitan menentukan bakalan jantan dengan cara ini.

Setelah bakalan berumur empat bulan, apalagi kalau sudah di atas enam bulan, secara alami supit jantan akan menyempit sehinga mudah membedakannya dengan yang betina. Selain itu perkutut jantan yang sudah menjelang dewasa juga bisa diketahui dari bentuk bola mata, bentuk kepala, bentuk fisik dan suara. Bola mata perkutut jantan tampak lebih menonjol denga sorot mata yang tajam, sedangkan yang betina tampak sayu dengan sorot mata lemah. Kepala perkutut jantan berukuran lebih besar dan agak bulat, sedangkan yang betina lebih kecil dan agak lonjong. Ukuran fisik tubuh juga demikian, yang jantan biasanya lebih besar dibandingkan dengan yang betina. suara juga demikian, suara perkutut jantan lebih keras dibandingkan yang betina.

Walaupun kita telah mengetahui bahwa perkutut tersebut jantan, tetapi tidak ada salahnya kalau kita melihat lagi kesempurnaan supitnya. Supit perkutut dikatakan sempurna kalau panjangnya sama dan letaknya sejajar. Perlu diketahui bahwa tidak jarang ditemukan perkutut jantan yang mempunyai supit panjang sebelah (salah satu lebih pendek dan letaknya kurang sejajar). Perkutut dengan ciri demikian walaupun suaranya bagus umunya kurang disukai penggemar karena dianggap cacat dalam katuranggan, ada cacat dalam tubuhnya.

Bakalan perkutut yang baru berumur beberapa hari (masih di bawah umur satu bulan) sulit diketahui baik atau tidak. Oleh karena itu, penggemar perkutut jarang yang membeli perkutut pada umur ini. Membeli perkutut yang berumur di bawah satu bulan mempunyai resiko gambling cukup tinggi kecuali kalau sudah diketahui pasangan induk di kandang tersebut telah dikenal sering melahirkan juara. Tidak jarang anakan yang baru menetas langsung dibeli jika dari kandang tersebut sering lahir perkutut juara. Dengan demikian, pembeli lain yang menginginkan anakan dari kandang tersebut harus memesan terlebih dahulu. Dalam dunia perkutut juga ada istilah inden atau booking untuk mendapatkan piyik.

Penggemar perkutut banyak yang memesan anakan perkutut pada peternak yang telah punya nama karena ada jaminan kualitas. Bahkan, untuk menjamin nama baik bird farm-nya ada peternak yang bersedia menukar kalau burung yang kita beli ternyata kualitasnya jelek. Salah satu cara yang aman dalam membeli anakan perkutut yang baru lahir dan belum berbunyi adalah membeli dari peternakan yang sudah dikenal sering melahirkan perkutut juara. Kalau kita membeli piyik dari peternakan yang sering melahirkan juara, kita bisa mengetahui silsilah (garis keturunan) induknya. Kalau induknya bagus dan sering melahirkan anakan juara, bisa dipastikan anakan selanjutnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda dengan kakak-kakaknya. Namun untuk membeli burung yang demikian selain harganya cukup tinggi, kita harus antre.

Bila mau lebih yakin lagi kita bisa membeli bakalan yang berumur antara 1-1,5 bulan. Pada umur tersebut bunyi burung masih dalam bentuk suara angin. Bagi penggemar yang paham, dari suara tersebut sudah bisa diperkirakan suara dewasanya. Jika yang keluar bunyi pess-pess-pes, bisa dipastikan burung tersebut nantinya bersuara engkel atau jalan tiga. Kalau pess-pess-pess-pess, diperkirakan tumpang sari atau dobel. Kalau suara piyik tersebut terdengar pess-pess-pess...pess..pess, diperkirakan burung tersebut nantinya bersuara dobel, tumpang sari, atau engkel. Oleh karena itu perlu kejelian dalam mendengarkan panjang pendeknya suara angin sehingga dapat diketahui pess mana yang menjadi suara tengah dan yang mana suara belakang. Kalau masih ragu dengan kemampuan memilih, sebaiknya ditunggu sampai burung berumur 1,5-2 bulan. Pada umur ini suara angin yang dimiliki piyik akan berganti dengan suara perkutut yang lebih jelas walaupun masih belum menunjukkan suara asli perkutut dewasa.

Bakalan dewasa banyak dijual dipeternakan , show room, atau pasar burung. Di tempat ini diperdagangkan bakalan dewasa dengan berbagai macam harga, jenis dan kualitas. Untuk membeli bakalan dewasa, sebaiknya kita bertanya pada diri sendiri terlebih dahulu, apakah perkutut tersebut kita pelihara hanya didengar kungnya saja atau untuk diturunkan di arena konkurs perkutut. Kalau cuma mau dipelihara hanya untuk petetan saja kita bisa mampir diperdagang yang jual perkutut pada tingkat harga antara Rp. 25.000,00 - Rp. 50.000,00 per ekor. Perkutut yang murah tersebut umumnya ditempatkan secara bergerombol dalam kotak besar (ranji). Perkutut yang berada dikelas bawah tersebut kebanyakan hasil tangkapan dari alam, produk peternakan lokal, atau silangan burung lokal dengan burung sortiran Bangkok.

More aboutMemilih bakalan burung perkutut

Jenis jenis burung perkutut

Diposting oleh Unknown

Burung perkutut memiliki nama latin Geopelia Striata yang secara harfiah berarti merpati lurik. Di dunia internasional lebih dikenal dengan nama Zebra Dove atau Barred Ground Dove karena warna bulunya bergaris-garis mirip kuda zebra. Sementara di Malaysia dan Singapore dikenal dengan nama burung Ketitir atau Merbok. Dan di Thailand dikenal dengan nama burung Jawa atau Nokkhao Chewa, karena memang berasal dari tanah Jawa. Dan burung perkutut ini termasuk dalam kelas burung bangsa Columbidae atau bangsa merpati-merpatian dimana di kelas ini termasuk didalamnya adalah burung merpati, puter, derkuku/tekukur dan sebangsanya.
Seperti yang kita ketahui bahwa ciri - ciri dari jenis burung merpati-merpatian adalah sbb:
  • Hidup berpasangan dan bertelur dua. 
  • Mempunyai tembolok (pemakan biji-bijian).
  • Mempunyai alat yang dapat menutup hidung, sehingga tidak perlu mengangkat kepalanya pada saat minum.
  • Burung jantan bertubuh dan bersuara lebih besar serta menyanyi / berbunyi (bukan berkicau) untuk memikat betina.
  • Suara nyanyian yang dihasilkan berasal dari selaput suara (syrinx) yang terletak pada bagian belakang tenggorokan yang berhubungan dengan paru-paru, yang tampak mengembung pada saat berbunyi.
Sub-Jenis Burung Perkutut
Bangsa perkutut (Geopelia Striata) sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Geopelia Striata Striata
yaitu perkutut yang kita kenal dan biasa kita pelihara, termasuk perkutut lokal dan perkutut Bangkok, habitat aslinya di Jawa, Bali dan Sumatera.

2. Geopelia Striata Mangeus
dikenal sebagai perkutut Bali/Sumba yaitu perkutut yang habitat asalnya di Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa dan Timor. Perkutut ini memiliki ciri khas kelopak matanya berwarna kuning.

3. Geopelia Striata Audacis
perkutut yang habitat aslinya ada di kepulauan Kei dan Tanimbar.

4. Geopelia Striata Papua
perkutut yang berasal dari Papua dan Papua New Guinea

5. Geopelia Striata Placida
perkutut yang berasal dari Papua dan Australia Utara

6. Geopelia Striata Tranquila













perkutut yang berasal dari Australia Tengah

7. Geopelia Striata Clelaudi














perkutut yang berasal dari Australia Barat.

8. Perkutut Hawaii 













Di Hawaii ternyata banyak terdapat burung perkutut yang hidup bebas berkeliaran di hutan dan bahkan di kota-kota dekat dengan penduduk, seperti burung gereja saja yang ada di kota-kota di Indonesia. Perkutut Hawaii ini disebut sebagai Zebra Dove dan aslinya berasal dari tanah Jawa juga yang dibawa oleh orang-orang Jawa yang pergi ke Hawaii.

9. Perkutut Bangkok 
Dikenal di masyarakat kita kalau perkutut Bangkok bersuara besar dan ngebass. Sementara perkutut yang biasa ditangkap dari hutan disebut perkutut lokal bersuara kecil. Hal ini hanya salah kaprah saja, salah tetapi dianggap benar, karena perkutut Bangkok pun asalnya juga dari tanah Jawa yang sudah dikembangbiakkan dan diambil keturunannya yang bersuara besar dan banyak yang di ekspor ke Indonesia lagi. Dan saat ini hampir seluruh penghuni kandang ternak di Indonesia adalah keturunan dari perkutut yang didatangkan dari Bangkok. Trend terakhir 2008-2009 kembali perkutut dari Bangkok dan Thailand Selatan yang bersuara besar dan berujung panjang banyak didatangkan ke Indonesia sebagai indukan. Kerabat Dekat PerkututKerabat terdekat perkutut ada dua jenis yaitu bangsa Geopelia Humeralis atau perkutut raksasa karena memang ukuran badannya sangat besar hampir dua kali lipat dibanding ukuran badan perkutut biasa. Berasal dari Australia bagian Utara. Dikenal juga sebagai Barred Ground Dove dikalangan internasional.Kerabat berikutnya banyak dipelihara di Indonesia yaitu Geopelia Cuneata atau lebih dikenal dengan nama Diamond Dove. Ukuran tubuhnya hanya setengah dari ukuran tubuh perkutut biasa. Dan di Indonesia banyak dipakai sebagai induk asuh untuk meloloh piyik perkutut untuk mempercepat proses produksi piyik perkutut.

Semua jenis perkutut di atas umumnya disebut sebagai perkutut lokal, sedangkan yang dimaksud perkutut Bangkok (Thailand)  adalah perkutut belang (G.S. Striata) yang juga berasal dari Indonesia tepatnya di Pulau Jawa. Dan sudah mulai diternakkan di Thailand sejak  50 tahun yang lalu. Secara fisik perkutut lokal dan bangkok hampir sama. Secara fisik hanya dapat dibedakan oleh orang yang sudah biasa melihatnya, yaitu dengan melihat matanya di mana mata perkutut lokal mempunyai lingkaran mata warna putih lebih besar daripada mata perkutut bangkok. 
Cara yang paling mudah adalah dengan mendengarkan suaranya. Perkutut lokal mempunyai suara yang ringan dan datar serta tempo iramanya cepat, sedangkan suara perkutut bangkok lebih besar (nge-bass). 
Perkutut lokal terutama yang merupakan tangkapan dari alam, makin hari makin berkurang peminatnya selain oleh karena mutu suaranya yang kurang baik juga disebabkan bakalan (anak/remaja) perkutut lokal untuk menjadi rajin manggung memerlukan waktu antara 2 hingga 4 tahun, sedangkan perkutut bangkok usia 7 bulan sudah bocor jika perawatan, makanan dan keturunannya cukup baik.

Perkutut Jantan dan Betina
Kelamin perkutut dapat dibedakan dengan cara meraba supit (tulang bagian perut bawah dekat dubur). Kalau supitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya berkelamin jantan, sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin betina.

sumber: berbagai sumber
More aboutJenis jenis burung perkutut

Serba Serbi Perkutut katuranggan

Diposting oleh Unknown

Ada cerita yang melegenda dalam masyarakat Jawa perihal burung perkutut. Burung ini menurut ceritanya, merupakan jelmaan seorang pangeran yang pada zaman Kerajaan Majapahit dikenal dengan legenda Joko Mangu. Bermula dari hal itu maka kemudian berkembang dalam tradisi masyarakat Jawa bahwa Burung Perkutut menjadi sakral keberadaannya. Bagi Priyayi Jawa, burung menjadi salah satu dari sapta brata yang harus dimiliki. Oleh karenanya masyarakat Jawa khususnya para laki-laki banyak yang memelihara burung atau kukilo khususnya burung perkutut.

    Banyak pertimbangan mengapa masyarakat Jawa khususnya kaum lelakinya memelihara burung perkutut. Diantara berbagai pertimbangan tersebut yakni sekedar prestise hingga nguri-nguri ajaran adiluhung nenek moyang. Leluhur orang Jawa dulu sering memberi wejangan bahwa manuk (burung) terdiri dari unsur kata ma (manjing) dan nya (nyawa) yang artinya urip atau hidup. Wejangan itu kemudian diterjemahkan dengan “aja mung ngoceh, nanging manggungo utawa yen ngomong kudu sing mentes” artinya kalau berbicara harus yang berisiSelama ini terdapat dua macam kategori orang yang gemar akan burung perkutut, yakni karena anggung (suara) dan karena cirimati (ciri baku) atau katuranggan. Orang yang menyukai burung perkutut karena anggung atau suaranya kebanyakan akan diikutsertakan dalam lomba atau sekedar hanya untuk klangenan. Sementara yang suka burung perkutut karena cirimati atau katuranggan biasanya memiliki kepercayaan bahwa dengan memelihara burung perkutut akan bisa mendatangkan rezeki atau keberuntungan.

    Konon kepercayaan masyarakat Jawa akan katuranggan, angsar atau tangguh burung perkutut dipengaruhi oleh legenda Joko Mangu. Diceritakan dalam legenda tersebut bahwa saat zaman Kerajaan Majapahit dulu ada burung perkutut yang merupakan jelmaan Pangeran dari Pajajaran yang bernama Joko Mangu. Burung tersebut lepas dari Pajajaran dan terbang ke arah timur hingga ke Majapahit. Selanjutnya Burung Perkutut dengan nama Joko Mangu itu lepas lagi dari Majapahit dan terbang ke arah pesisir. Artinya pulung atau keberuntungan Majapahit lepas dan akhirnya menuju ke arah pesisir hingga munculah Kerajaan Demak. Dari pesisir akhirnya Joko Mangu terbang lagi dan menuju ke selatan dan ditemukan oleh Ki Ageng Paker dari Ngayogyakarta.

    Dalam memelihara burung perkutut yang perlu dipersiapkan adalah diri pribadi orang itu sendiri. Artinya, kepercayaan akan katuranggan, pulung atau angsar dan tangguh harus tetap ditempatkan pada posisi yang semestinya. Kepercayaan akan Tuhan menjadi mutlak, melebihi kepercayaan pada siapa dan apapun. Mengenai pulung atau wahyu, akan datang dengan sendirinya, jika seseorang itu telah benar-benar tertata. Dalam dunia pewayangan selalu pulung sing nggoleki uwong, dudu uwong sing nggoleki pulung atau isi sing nggolek wadhah, dudu wadhah sing nggoleki isi.

Sejarah & Perkutut Katuranggan

Jika disimak, dunia hobi perkutut seperti tidak ada surutnya. Bahkan, justru sebaliknya, dari tahun ke tahun penggemar burung kelanggenan ini semakin bertambah. Pada zaman kerajaan dahulu, burung perkutut hanya dipelihara oleh kalangan ningrat. Kebiasaan menikmati bunyi anggungan perkutut sudah berlangsung sejak zaman Majapahit. Ketika Joko Mangu perkutut milik Prabu Brawijaya V (raja Majapahit terakhir) lepas dari sangkar, burung itu diketemukan kembali oleh sang raja dalam perjalanannya di wilayah Yogyakarta. Tepatnya, ditemukan di daerah kretek, dekat Imogiri, Kabupaten Bantul. Berangkat dari sinilah maka, raja-raja Mataram yang merasa dirinya keturunan Prabu Brawijaya penguasa Majapahit melestarikan dan mentradisikan kekukututan (memelihara perkutut) dalam kehidupan Keraton Ngayogjakarta. Kekukututan dianggap memiliki nilai-nilai budaya adiluhung.

Tradisi kekututan di Keraton Ngayogjakarta Hadiningrat muncul pada zaman Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono VII (1877-1921) mengembangkan perkutut dekat Imogiri untuk Sanden. Sanden adalah acara mendengarkan suara perkutut secara bersama-sama dengan menikmati hidangan sekedarnya. Pada masa inilah lahir Gending Monggang yang khusus disajikan dalam upacara sakral Grebeg. Lagu karya Sri Sultan Hamengku Buwono VII ini tercipta dengan diilhami suara anggungan perkutut bernama Monggang. Kebiasaan menikmati bunyi suaranya anggungan perkutut yang indah ini sebenarnya dimulai sejak zaman Majapahit dan memang burung yang satu ini pada waktu itu biasanya hanya dipelihara oleh kalangan ningrat kerajaan.

Pada zaman Sri Sultan Hamengku Buwono VIII (1921-1939), keraton sering menyelenggarakan kekututan yang disebut Lurugan Beksi Berkutut, sekarang ini mungkin identik dengan konkurs perkutut. Kegiatan itu banyak diikuti para bangsawan, petinggi pemerintahan para pedagang kaya, dokter, dan orang-orang terhormat lainnya.

Gemar kekututan juga berlangsung pada masa pemerintahan Sri Mangkunegoro VII di Surakarta. Acara kekututan diselenggarakan di halaman keraton Mangkunegaran. Peserta kekututan tak hanya menikmati suara perkutut , tetapi juga larut dalam diskusi serta tukar menukar informasi dan pengalaman. Kekututan pada masa itu tak hanya bersifat pameran dan seminar, tetapi juga dapat dipakai sebagai latihan spiritual. Perkutut dipelihara tak hanya untuk dinikmati suara anggungnya, tetapi dari kepercayaan ada kekuatan magis yang bisa mempengaruhi jalan hidup seseorang.

Perkutut juga diyakini sebagai bilangan ke-lima dari kelengkapan seorang Priya sejati yang sempurna dalam tradisi Jawa yang berlatar kebudayaan keraton. Bilangan lima yang dimaksud adalah wisma (rumah), garwa (isteri), curiga (keris), turangga (kuda), dan kukila (perkutut). Kelimanya mutlak harus dimiliki seorang lelaki, kalau ingin disebut lelaki sempurna dalam tradisi Jawa yang berlatar belakang kebudayaan keraton. Perkutut merupakan alat pencipta kepuasan atau kenikmatan pribadi. Suara anggungannya dan keindahan fisiknya dapat memberikan suasana tenang, teduh, santai bahagia dan seolah-olah manusia dapat berhubungan dengan alam semesta secara langsung. Selain dari itu perkutut memiliki keistimewaan luar biasa karena dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya. Banyak perkutut yang berdasarkan katuranggan atau ciri mathi dipercaya memiliki pengaruh baik (membawa keberuntungan) maupun buruk (membawa sial) bagi si pemelihara. Mungkin pada jaman sekarang, hal ini mungkin sudah tidak sesuai degan alam pikiran masyarakat modern. 

Berbicara mengenai Perkutut Katuranggan biasanya dikaitkan dengan Perkutut Lokal yang diyakini mempunyai kekuatan gaib atau supranatural/yoni menurut kepercayaan orang-orang tua kita sejak beratus-ratus tahun terutama pada masyarakat tradisi Jawa dan bukan Perkutut Silang atau sering dikenal Perkutut Bangkok yang banyak kita lihat dan pelihara saat ini yang diyakini sudah tidak lagi memiliki kekuatan. Sehingga Perkutut Katuranggan sering disebut burung alam gaib yang bisa memberikan rezeki, kebahagiaan dan ketenteraman rumah tangga, pangkat dan jabatan, dll.

Sebagaimana yang telah dikemukakan pada awal tulisan ini, perkutut memiliki keistimewaan luar biasa karena dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya berdasarkan " Katuranggan " yang dipercaya memiliki titisan darah gaib, juga berdasarkan " Ciri mathi " adalah ramalan dalam hubungan bentuk atau sifat tertentu seekor perkutut, sehingga dipercaya memiliki pengaruh baik (membawa keberuntungan/rezeki, ketenteraman rumah tangga, pangkat, dlsb.) atau buruk (membawa sial atau mala petaka) bagi pemilik atau si pemelihara tersebut.


Untuk mengetahui baik tidaknya seekor perkutut, dapat ditilik berdasarkan katuranggan dan ciri mathi berupa ciri fisik seperti bentuk tubuh, bulu, paruh, kaki dan juga sifat, perilaku serta pada saat berbunyi/manggung yang dapat dijelaskan sebagai berikut/seperti dibawah ini. 

 Sangat Dianjurkan Untuk Dipelihara

Perkutut Songgo Ratu
Perkutut ini dipercaya sebagai titisan seorang putra Raja Bali di zaman Majapahit yang
dikejar-kejar musuhnya dan melarikan diri sampai ke Desa Tutul di Blambangan, Banyuwangi dan mati terbunuh, kemudian berubah menjadi Perkutut yang diberi nama Perkutut Songgo Ratu.. Perkutut ini berciri khas di kepalanya ada jambul semacam mahkota berwarna putih. Sifatnya juga seperti ningrat yang tidak suka berkeliaran, hidupnya hanya di tempat yang sepi seperti didalam goa atau di pekuburan. Perkutut ini kuat menahan lapar dan haus sampai beberapa hari, tidurnya selalu ditempat yang paling tinggi dibanding perkutut lainnya. Mempunyai wibawa yang sangat besar, shingga perkutut yang berada didekatnya tidak akan berani bersuara/bunyi. Ciri-ciri fisiknya yang lain adalah, kaki dan paruhnya berwarna hitam. Bulunya agak kehitam-hitaman. Perkutut yang mempunyai yoni yang besar, biasanya jarang berbunyi dan suaranya relatif juga kecil, demikian pula perkutut yang satu ini. Perkutut ini bisa untuk menolak santet/ilmu hitam, melancarkan rezeki dan mempunyai kewibawaan yang tinggi bagi pemiliknya.

Perkutut Lurah

Dilihat dari corak warna perkutut, sepintas dapat dilihat persamaan tersamar dengan ular, dimana keduanya mempunyai lurik yang hampir sama. Perkutut mempunyai bulu dada yang warnanya lebih terang, bahkan keputih-putihan, begitu juga dengan ular. Perkutut Lurah ini tinggal dihutan makannya disuapi atau dibawakan makanan oleh perkutut yang lain yang menjadi anak buahnya. Biasanya perkutut ini dipelihara oleh atasan atau pemimpin yang mempunyai kedudukan, karena perkutut ini mempunyai yoni kewibawaan yang luar biasa dan mendatangkan rezeki yang berlimpah.

Perkutut Putih
 

 













perkutut ini merupakan primadona yang banyak dikejar-kejar orang, sebab selain sangat langka, perkutut putih ini diyakini bisa mendatangkan kekayaan bagi si pemilik atau si pemeliharanya. Warna bulunya seluruhnya putih, matanya merah, paruh kelabu kemerahan, kaki merah bergaris-garis hitam dan kuku berwarna putih. Perkutut ini biasanya dahulu hanya dimiliki oleh para Raja atau pemimpin. Perkutut ini juga diyakini dari hasil perkawinan In breed yaitu antar saudara sekandung yang berlangsung beberapa generasi sekitar 5 sampai 10 tahun lamanya. Jadi perkutut putih belum tentu anak-anaknya adalah putih, tetapi perkutut biasa yang membawa darah putih pada suatu ketika akan mempunyai keturunan berbulu putih. Konon karena langkanya biasanya sebelum dimiliki seseorang, perkutut putih datang lewat mimpi dengan rupa orang yang sudah tua, berambut serta berjenggot putih.


Perkutut Hitam atau Kol Buntet
 

 













Seluruh bulunya hitam legam yang dianggap rajanya perkutut, kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan.

Srimangempel

Perkutut ini jari jemari ke dua belah kakinya berwarna putih / ibu jari kakinya putih / ada dua kuku jari yang putih, baik sekali dipelihara / dimilik para petani, keluarganya selalu sehat dan cita-citanya banyak terkabulkan. Pemeliharanya akan selalu tercapai yg diinginkannya.

Wisnuwicitra

Perkutut ini mempunyai paruh dan kaki kehitaman, pemeliharanya selalu terpelihara keselamatannya bahkan blackmagic tidak akan mempan.

Wisnumangenu

Perkutut yg seluruh kulit tubuhnya kehitaman, pemeliharanya akan mempunyai banyak rejeki. 

Susumowicitra
Perkutut yang mempunyai paruh dan kaki berwarna putih, pemeliharannya konon adalah orang kaya, semua yg diinginkan terkabul.

Pandhawamijil

Perkutut yg mempunyai ekor bulunya berjumlah 15 lembar, pemeliharannya akan mempunyai kewibawaan tinggi ,disegani & dihormati.

Purnama Sidhi

Perkutut yg dari matanya terlihat bercahaya maerah seperti mirah delima/warna bulunya kemerah-merahan, pemeliharanya sangat berwibawa, disegani dan disayang.

Mercujiwa

Perkutut bermata merah dan kuning, Burung perkutut yang mempunyai mata berwarna kuning dengan garis bersinar kuning, pemeliharanya dicintai org banyak dan banyak pula rejekinya Bila bermata kuning, dan berbulu kuning pula pantatnya, maka seluruh kebaikan menjadi satu, konon adalah burung peliharaan raja.

Mustikaningmanuk

perkutut yg mempunyai kulit berwarna putih seluruhnya. Konon burung tsb juga pemeliharaan raja, baik sekali dipelihara karena mendatangkan keuntungan, rejeki, selamat dan dapat mempengaruhi orang banyak.

Mineb Gedong/Gedong Mineb

perkutut yang manggungnya menyertai terbenamnya matahari, si pemilik akan berkecukupan dan menguntungkan dalam berdagang. Perkutut yang selalu berbunyi diwaktu sore hari, pemeliharanya selalu dipermudah rejekinya.

Gedhongmenga

Perkutut yang memperdengarkan bunyi diwaktu matahari terbit. pemeliharanya mendapatkan keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan, serta dapat menyimpan emas berlian.

Wisnumurti

Perkutut yg mempunyai mata, paruh, dan kaki hitam, burung perkutut yg berciri khas tersebut adalah untuk tumbal menjadi pemelihara raja.

Udanmas

Bulunya berwarna coklat muda / krem / Perkutut yg bulunya kekuningan dan mempunyai kalung / bulu yang melingkar berwarna ke kuning-kuningan, mendatangkan keselamatan dan kegembiraan serta rezeki. pemeliharanya mudah rejekinya.

Widahsanagastagasti

Pemeliharanya sering mendapat keberuntungan,apa yg diinginkan terkabul dan dicintai banyak orang. 

Muncis
Pemeliharanya dianugerahi ketentraman,mudah rejekinya,selamat.

Gendawa Sabda
Suara manggungnya keras dan merdu, dapat digunakan untuk memikat perkutut yang lain. Pemiliknya banyak rezeki, keluarganya tenang dan tentram.

Waktu manggungnya lama, halus dan merdu, pemiliknya mudah mencapai cita-cita dan banyak rezeki.

Rupo Cahyo
Warna bulunya mengkilat bercahaya, membawa kedamaian dan kegembiraan.

Candra Sabda
Warna bulu dibagian pundak berwarna putih, baik untuk pemikat dan membawa suasana gembira.

Misti Kanya
di bagian badan atau seluruh badan berwarna putih, baik untuk para Raja / Pemimpin karena membawa keselamatan.

Sangga Bhuana
di punggungnya ada sehelai bulu berwarna putih, akan mendatangkan rezeki (Asal jangan ada bulu ekor yang tidak sejalan dengan yang lain, misalnya tidak lurus/abnormal).

Kusuma Wicitra
Warna paruh dan sisik kaki keputih-putihan, mendatangkan rezeki dan cita-citanya mudah tercapai.

Mercuci
matanya berwarna kuning dan sipit / wayang bambangan, pemiliknya diakrabi orang dan banyak rezeki.

Satria Kinayungan
ditengah kepalanya berbulu warna putih, berpengaruh menaikkan derajat atau pangkat juga kewibawaan.


Disamping itu masih ada beberapa jenis perkutut Katuranggan antara lain
Perkutut berwarna tepung tumpeng atau disebut juga Perkutut Daring Kebak/Tembus, Perkutut Rondo Semoyo, dll. yang kesemuanya mempunyai yoni sendiri-sendiri antara lain untuk nolak santet dan ketenteraman keluarga (Tepung Tumpeng), untuk kewibawaan (Pendawa Mijil dan Mercu Jiwa yang kewibawaannya besar), kelancaran berdagang (Rondo Semoyo). Jadi dapat dibayangkan jika kita mempunyai seekor perkutut berwarna Tepung Tumpeng, matanya merah atau kuning dan ekornya berjumlah 15 lembar, maka jelas dan pasti perkutut ini adalah perkutut bagus dan langka serta mahal harganya.
Perkutut yang susunan bunyinya (widana sreku/widah sana gasta gasti) sangat baik dipelihara karena mendatangkan rejeki atau bisa menaikkan derajat. Perkutut berbulu putih bersih dan perkutut hitam (bulu benar-benar hitam) juga sangat baik dipelihara. Kedua burung jenis itu dianggap rajanya perkutut sehingga kalau dipelihara akan memberikan keberuntungan. 

Yang buruk dan tidak baik untuk dimiliki/dipelihara:

Durga Nguwuh

manggung pada tengah malam, bila dipelihara akan banyak mendatangkan halangan misalnya ; sering sakit, rumah tangganya kacau atau sering kekurangan.

Durga Ngerik

manggungnya terus terusan (siang malam), akan menjauhkan rezeki dan keluarga sering cekcok.

Wisnu Tinundang

bulunya kehitam-hitaman tidak merata, bagi pemiliknya akan sulit mencapai cita-citanya.

Brahma Suku

bulunya berwarna kemerah-merahan, sering mengundang penyakit.

Brahma Kukup

bulunya berwarna keputih-putihan dari kepala sampai ekornya, bisa mendatangkan sial bagi pemiliknya.

Brahma Labuh Geni

bulunya berwarna kemerah-merahan tidak merata, akan mendatangkan halangan dan jauh dari rezeki.

Buntel Mayit

masing-masing sayapnya ada bulunya putih, akan mendatangkan mala petaka.

Lembu Rawan

bulunya " brumbung " tidak tumbuh dengan baik, bisa mendatangkan penyakit / pemiliknya selalu dalam kesulitan dan jauh dari rezeki.

Kelabang Kapipit

pada sayap bagian dalam bila direntangkan terdapat bulu berwarna putih, bisa mendatangkan sengketa rumah tangga. 

referensi :
berbagai sumber|kicaumania.org|www.trah-adikaturonggo.bravehost.com/Katuranggan.html

More aboutSerba Serbi Perkutut katuranggan
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...