Tampilkan postingan dengan label Burung Langka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Burung Langka. Tampilkan semua postingan

Bayan Raja Australia ( Alisterus scapularis )

Diposting oleh Unknown

 
Bayan Raja Australia (Alisterus scapularis) adalah hewan endemik dari Australia bagian timur. Mereka dapat dijumpai di daerah dataran tinggi berhutan lebat dan lembap di bagian timur benua, termasuk area hutan ekaliptus yang secara langsung berseberangan dengan termperatur hutan hujan dan subtropis.

Pejantan dewasa (4 tahun) memiliki penampilan mecolok dengan kepala, dada, dan sebagian tubuh berwarna merah, punggung berwarna biru, dan ekor serta sayap berwarna hijau. Mereka memiliki bagian atas paruh berwarnya oranye kemerahan dengan ujung hitam dan warna hitam di bawah paruh, serta lingkaran mata berwarna kuning. Selain itu, pejantan muda sering terlihat dengan ukuran medium. Betina memiliki penampilan serupa kecuali di bagian kepala dan dadanya yang berwarna kuning, paruh bagian atas berwarna hitam, dan lingkaran mata berwarna kuning pucat. Jambul dari kedua jenis kelamin serupa pada betinanya.



Hewan dewasa dari kedua jenis kelamin merupakan burung yang sangat istimewa, dengan umumnya memiliki panjang 42 cm termasuk ekor . Terdapat satu subspesies, A.s. minor, yang ditemukan terbatas di wilayah utara zona persebarannya, dan memiliki ciri-ciri tubuh dengan ukuran sekitar 5 cm lebih pendek dari spesiesnya namun masih serupa dalam hal penampilan.

Mereka menempati wilayah dari Queensland Utara dan Tengah hingga Victoria bagian selatan. Mereka seringkali tampak sebagai kelompok kecil dengan berbagai jenis spesies Rosella. Lebih lanjut dari habitatnya di dataran tinggi di wilayah timur, mereka juga ditemukan di Canberra (ibukota nasional Australia) selama musim dingin, di luar bagian barat tepi kota Sydney, dan di Carnarvon Gorge di Queensland Tengah.


Di wilayah asli mereka Australia, mereka dikembangbiakkan dalam sangkar dan digunakan sebagai hewan peliharaan, namun tidak diketahui di luar wilayah Australia. Sebagai hewan peliharaan, mereka memiliki kemampuan "berbicara" yang terbatas dan normalnya tidak suka diganggu, serta sering merebut barang-barang yang dibawa seseorang dan juga kadang dapat menjadi sangat penurut.

Lama harapan hadup di alam liar tidak begitu diketahui, namun sebagian hewan peliharaan yang diketahui dapat mencapai usia hingga 25 tahun. Walau begitu, sebagian Bayan Raja diketahui dapat menjadi penyabab penyakit paru-paru jika ditempatkan di dalam rumah sebagai hewan peliharaan. Spesies ini dilindungi oleh Australian Crimson Wing Parrot yang telah menghasilkan hybred sehingga perkembangbiakan menjadi lancar.
More aboutBayan Raja Australia ( Alisterus scapularis )

Rajawali Kuskus ( Aquila gurneyi)

Diposting oleh Unknown


Berukuran besar (74-86 cm). Berwarna coklat kehitaman dengan sayap panjang dan lebar. Ekor berukuran sedang dan agak bundar. Remaja: tubuh bagian bawah bertotol, keputih-putihan dan bungalan.
Suara :
Bernada agak tinggi, sengau. Suara bersiul, nada menyambung dan menurun, kadang diulangi.
Penyebaran global :
Papua dan Kep. Maluku.

Penyebaran lokal :
Seluruh Papua dan Kep. Maluku sampai ketinggian 1000 m, jarang pada ketinggian 1500 m.
Kebiasaan :
Melambung tinggi di atas hutan dan pesisir pulau sampai pedalaman 10-15 km dari pesisir untuk berburu mamalia. Terbang rendah dan pelan di atas dan di dalam hutan, atau terbang melintasi lembah hutan perbukitan.

Makanan:
Mamalia seperti kuskus.
Ini dia makanan Rajawali Kuskus
More aboutRajawali Kuskus ( Aquila gurneyi)

Elang Siul (Haliastur sphenurus)

Diposting oleh Unknown


Berukuran sedang (51-59 cm). Dada dan perut coklat bercoret. Punggung coklat, dengan ujung sayap penutup gelap. Ekor abu-abu pucar, kepala coklat bercoret pucat. Betina mirip dengan jantan dengan ukuran tubuh yang lebih besar. 

Juvenile: tubuh bagian atas lebih gelap dan kemerahan, dengan sayap terbang yang warnanya tidak sekontras pada burung dewasa. Pola garis pada Kepala dan tubuh bagian bawah terlihat lebih jelas berwarna coklat pucat dan kuning krem, terlihat lebih pucat jika terkena sinar matahari.Iris mata coklat gelap, sera abu-abu pucat, dan kaki kekuning-kuningan sampai kebiru-biruan.
Bersuara ribut ketika didekati oleh spesies lain, misalnya burung gagak. Baik saat bertengger maupun terbang biasanya bersuara seperti siulan yang melemah “seeeo” yang diikuti dengan teriakan keras dan cepat.

Penyebaran global :
Papua, Papua Nugini, Australia, New Caledonia, dan Tasmania.
Penyebaran lokal:
Papua kecuali bagian kepala burung. Menempati habitat dari hutan terbuka sampai padang rumput, tetapi biasanya lebih menyukai pepohonan di dekat perairan.
 
Mendiami daerah terbuka dengan sedikit pepohonan, biasanya di tepi pantai atau lahan basah sampai ketinggian 1400 m. Bertengger sendirian atau berpasangan di puncak kanopi atau di percabangan paling atas pohon mati di sekitar lahan basah atau tepian pantai. Secara reguler berkelompok selama musim migrasi dan ketika menemukan daerah dengan pakan melimpah. Binatang kecil dan bangkai, termasuk: mamalia, burung, reptil, ikang, udang, serangga.

 

Di daerah tropis, berbiak sat musim kemarau. Sarang terletak 3-62 m dari permukaan tanah di percabangan pohon, tersusun atas patahan ranting dan daun. Waktu pengeraman 35-38 hari, anakan mulai bisa terbang dan meninggalkan sarang umur 44-54 hari.
More aboutElang Siul (Haliastur sphenurus)

Elang Tiram (Pandion haliaetus )

Diposting oleh Unknown

Elang Tiram atau Elang Ikan, yang dalam nama ilmiahnya Pandion haliaetus adalah salah satu-satunya spesies dalam suku Pandionidae dan genusPandion. Spesies ini berukuran besar, dengan panjang sekitar 60cm dan memiliki bulu punggung berwarna coklat, topeng gelap di sekitar mata dan sisi bawah tubuh berwarna putih.Jika sayapnya dikembangkan bisa mencapai 2 m. 


Keunikan burung ini adalah ketika manangkap mangsanya, dia akan terjun dan menyelam ke air. Elang Tiram mempunyai bentangan sayap yang lebar dengan ekor relatif pendek. Burung betina serupa, tapi biasanya berukuran lebih besar dari burung elang jantan. Burung muda seperti dewasa dengan bulu punggung berwarna coklat muda.Sekitar empat subspesies dikenali dengan daerah sebaran hampir di seluruh belahan bumi, dengan perkecualian di Antartika. Di Amerika Selatan burung ini hanya bermigrasi.


Mangsa utama burung Elang Tiram hampir seluruhnya terdiri dari ikan,tikus,dan kelinci. Burung ini menukik dari ketinggian 10 sampai 40 meter ke permukaan laut dan menangkap ikan dengan cakar di kakinya. Biasanya burung ini makan sendirian, berkelompok hanya waktu terdapat banyak ikan.

Elang Tiram bersarang di sekitar air, di tepi danau, tepi laut, sungai, rawa dan habitat air lainnya, di mana ikan-ikan tersedia di dekat permukaan air. Sarang burung Elang Tiram dibuat dari dahan kayu di atas pohon. Betina biasanya menetaskan tiga butir telur. Hampir semua pasangan biasanya monogami, walaupun ada beberapa pasang burung Elang Tiram yang poligami.

Spesies ini mempunyai daerah sebaran yang luas. Beberapa dari subspesies terancam oleh hilangnya habitat, penggunaan pestisida dan kontaminasi. Elang Tiram dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.
More aboutElang Tiram (Pandion haliaetus )

Elang Hitam ( Ictinaetus malayensis)

Diposting oleh Unknown

Elang Hitam adalah sejenis burung pemangsa dari suku Accipitridae, dan satu-satunya anggota marga Ictinaetus. Dinamai demikian yalah karena warna bulunya yang seluruhnya berwarna hitam. Meski ada pula beberapa jenis elang yang lain yang juga berwarna hitam

Burung yang berukuran besar, dengan panjang (dari paruh hingga ujung ekor) sekitar 70 cm. Sayap dan ekornya panjang, sehingga burung ini tampak sangat besar bilamana terbang. Seluruh tubuh berwarna hitam, kecuali kaki dan sera (pangkal paruh) yang berwarna kuning. Sebetulnya terdapat pola pucat di pangkal bulu-bulu primer pada sayap dan garis-garis samar di ekor yang bisa terlihat ketika burung ini terbang melayang, namun umumnya tak begitu mudah teramati.Jantan dan betina berwarna dan berukuran sama.
Sayap terbentang lurus, sedikit membentuk huruf V, dengan pangkal sayap lebih sempit daripada di tengahnya, serta bulu primer yang terdalam membengkok khas, membedakannya dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) bentuk yang hitam. Elang hitam juga sering terbang perlahan, rendah dekat kanopi (atap tajuk) hutan.Bulu Primar lebih menjari.
Terdapat 2 pose terbang, saat gliding (meluncur) dan soaring (mengintai). Saat gliding bulu paling ujung menekuk kedalam, dan saat soaring bulu ini terbentang dan terlihat menyamping.
Bunyi meratap berulang-ulang, biasanya disuarakan sambil terbang tinggi berputar-putar, klii-ki …klii-ki atau hi-li-liiiuw. Burung remaja berwarna pucat, dengan coret-coret kuning pucat di sisi bawah tubuh dan sayap.
More aboutElang Hitam ( Ictinaetus malayensis)

Elang Sulawesi (Sulawesi Hawk Eagle)

Diposting oleh Unknown

Elang Sulawesi (Sulawesi Hawk Eagle) merupakan salah satu elang endemik sulawesi yang terdistribusi di hutan hujan Sulawesi dan pulau-pulau satelitnya antara lain Muna,Buton, Kepulauan Sula dan kepulauan banggai. Makanan utamanya adalah Burung, kadal, ular dan mamalia kecil seperti tikus.
Berukuran sedang sekitar 64 cm dari kepala sampai ekor, elang dewasa berwarna coklat karat, terdapat garis yang jelas di kepala dan dada, sayap berwarna coklat gelap dan putih bergaris hitam di bagian bawah sayap, elang muda mempunyai kepala berwarna putih, termasuk dalam famili accipitidae.


Diperkirakan populasinya 5000-10.000 individu (Ferguson-Lees et al. 2001) dan masuk kategori Terancam punah menurut IUCN dan dalam CITES dikategorikan dalam appendix II. Data populasi terkini masih belum diupdate lagi dan kemungkinan besar sudah sangat turun populasinya karena banyaknya degradasi habitat yang terjadi di Sulawesi.
Elang dapat menunjukkan sehatnya suatu habitat dan ekosistem hutan serta mengindikasikan adanya nilai penting keanekaragaman hayati di dalamnya dan meduduki nilai penting dalam rantai makanan yaitu sebagai predator teratas.
Sulawesi merupakan daerah yang menjadi habitat elang-elang endemik (khas). Di pulau Sulawesi hidup sekurangnya 60 persen dari 381 spesies burung-burung endemik yang ada di Indonesia. Di antaranya terdapat enam jenis elang endemik, yakni elang alap sulawesi (Accipiter griseiceps), elang ular mahenggo (Spilornis rufipectus), elang alap ekor putih (Accipiter trinotatus), elang alap kecil (Accipiter nanus), elang alap kecil sulawesi (Accipiter rhodogester), dan elang sulawesi (Spizaetus lanceolatus). Namun demikian perhatian terhadap biodiversitas Sulawesi terutama burung saat ini masih sangat kurang.
More aboutElang Sulawesi (Sulawesi Hawk Eagle)

Elang Flores (Spizaetus floris.)

Diposting oleh Unknown





Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia. Burung elang flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota. 
Sayangnya elang flores yang merupakan burung pemangsa endemik flores (Nusa Tenggara) ini kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered(Kritis). Status konservasi dan jumlah populasi ini jauh di bawah Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) yang status konservasinya Endangered (Terancam).
Elang flores (Spizaetus floris) semula dikelompokkan sebagai anak jenis (subspesies) dari elang brontok (Spizaetus cirrhatus) dengan nama ilmiah (Spizaetus cirrhatus floris). Tetapi mulai tahun 2005, elang flores ditetapkan sebagai spesies tersendiri. Dan saat itu pula, elang flores yang merupakan raptor endemik Nusa Tenggara dianugerahi status konservasi Critically Endangered. Daftar burung langka lainnya silahkan baca: Daftar Burung Langka dan Terancam Punah.
Tubuh elang flores berwarna coklat kehitam-hitaman. Sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan. Ekor elang flores berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam. Sedangkan kaki burung endemik ini berwarna putih.
More aboutElang Flores (Spizaetus floris.)

Elang Wallace

Diposting oleh Unknown



Elang Wallace atau dalam nama ilmiahnya, Nisaetus nanus adalah elang yang dapat kita temui di hutan hutan Kalimantan, dan Sumatera di Indonesia. Juga dapat kita temui di selatan Thailand dan Malaysia. Tetapi, jarang kita temukan di hutan dataran rendah Kalimantan.

Berukuran agak kecil (45 cm). Berwarna coklat dan putih, berjambul, dan ada 3 garis hitam pada ekor. Kepala dan bagian bawah kuning tua kemerah-jambuan, ada coretan memanjang pada dada dan garis sempit hitam pada perut. Remaja: apabila sudah remaja, elang wallace mirip remaja Elang Gunung, tetapi berukuran lebih kecil.Irisnya berwarna kuning, paruhnya berwarna abu-abu,dan kakinya berwarna kuning.Elang wallace memangsa burungkelelawarkadal, dan cecak. Selain kadal biasa, ia juga memakan kadal lidah biru.

Mencari makan dan terbang berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Mencari serangga di batang dan cabang pohon, sering dari atas ke bawah dengan kepala di bagian bawah. Memperlihatkan gerakan khas terkejut-kejut yang aktif dan selalu terkesan terburu-buru sebelum terbang ke pohon lain. Sering mengunjungi lapisan menengah hutan, hutan rawa, perkebunan dan hutan pinus.

Sarang terletak 35 m dari tanah pada pohon yang tinggi, posisi sarang berada pada percabangan primer.
Ini dia , telur sari si elang wallace .
More aboutElang Wallace

Cekakak Hutan Melayu

Diposting oleh Unknown



Cekakak Hutan Melayu (Actenoides concretus). salah satu jenis burung yang masuk dalam seri perangko "Pusaka Hutan Sumatera". Cekakak-hutan memiliki mahkota hijau yang khas di kepalanya.

Cekakak-hutan melayu berukuran sedang, panjangnya 23 cm, sedangkan bulunya berwarna biru dan merah karat. Cekakak-hutan jantan memiliki sayap menyerupai mantel biru, bagian bawah tubuhnya berwarna merah karat, dan memiliki garis hitam pada matanya. Cekakak-hutan betina memiliki sayap (mantel) berwarna hijau tua berbintik kuning.

Di Indonesia, burung jenis ini tersebar di Sumatera, termasuk pulau-pulau lepas pantainya, Kalimantan, dan Jawa. Persebarannya yang terbatas pada hutan dengan tutupan tajuk rapat di kawasan dengan tingkat deforestasi cukup tinggi membuat populasinya terus menurun. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengelompokkan burung jenis ini dengan status "Mendekati Terancam Punah" (Near Threatened/NT).
Dalam proses perkembangbiakannnya, telur dihasilkan pada bulan yang berbeda di Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera, telur dihasilkan pada bulan Maret, sedangkan di Kalimantan, telur dihasilkan pada bulan Desember-Maret. Mereka bersarang di atas tanah dekat aliran sungai, kadang di batang pohon mati, atau di dasar hutan yang miring berjarak 16-17 m dari aliran sungai. Sekali bertelur, cekakak-hutan menghasilkan dua butir telur. Selama proses perkembangbiakan, anaknya akan berada di sarang selama 22 hari.

Layaknya burung daerah Indonesia bagian barat lainnya, Cekakak-hutan memiliki suara yang unik dan khas. Pada umumnya, mereka bersuara keras. Siulannya meninggi dan berbunyi "kwii-kwii...". Uniknya, setiap siulan tersebut dihasilkan sekitar satu nada per detik.

                                                                             inilah perangko nya
Burung jenis ini tinggal di dalam hutan dan berburu dari tenggeran rendah. Tidak seperti suaranya yang keras, burung ini ternyata agak pemalu. Mereka hanya mencari mangsa dari atas tanah dengan membalik-balikkan dedaunan.
More aboutCekakak Hutan Melayu

Bangau Storm

Diposting oleh Unknown



Bangau Storm atau bahasa latinnya Ciconia Stormi dapat ditemukan di semenanjung Malaysia, Kalimantan, Sumatera dan Tailand Selatan.

Jenis yang berukuran besar ini dapat mencapai panjang hingga 91cm. Burung ini memiliki bulu berwarna hitam dan putih dengan merah, kulit wajah berwana oranye dan kuning, dan kaki berwarna merah.
Populasi jenis ini diperkirakan antara 250 hingga 500 individu saja.Populasi ini dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Brunei.

Bangau Storm terutama makan ikan. Biasanya bangau ini penyendiri tapi terkadang juga dapat ditemekan dalam kelompok kecil. Jenis ini bersarang tinggi di pohon dengan membuat sarang dari ranting. Burung ini bertelur sebanyak dua butir dan akan menetas setelah kira-kira 90 hari. 
 
Bangau Storm dapat ditemukan dalam kepadatan sedikit pada hutan dataraan rendah, khususnya daerah hutan air tawar dan rawa gambut.

Ancaman utama jenis ini adalah hilangnya dan fragmentasi hutan akibat pembalakan dan konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Perburan di beberapa wilayah juga menjadi ancaman kecil bagi jenis ini.
More aboutBangau Storm

Mentok Rimba

Diposting oleh Unknown



Mentok Rimba atau dalam nama ilmiahnya Cairina scutulata adalah sejenis burung dari keluarga bebek (suku Anatidae). Spesies ini termasuk salah satu burung air yang paling langka dan terancam punah di dunia. Mentok Rimba juga dikenal dengan beberapa nama seperti SeratiMentok HutanBebek Hutan atau Angsa Hutan. Dalam bahasa Inggris spesies ini dikenal sebagai White-winged Wood Duck .


Berbentuk mirip dengan mentok peliharaan (Cairina moschata), Mentok Rimba memiliki panjang tubuh (dari paruh hingga ke ujung ekor) sekitar 75 cm. Tubuh umumnya berwarna gelap atau kehitaman, dengan sisi bawah sayap (ketika terbang) berwarna putih. Kepala dan leher putih, kadang-kadang dengan bintik-bintik kehitaman. Paruh dan kaki kekuningan atau jingga kusam. Tidak seperti mentok peliharaan, tak ada lingkaran merah di sekeliling mata.
Seperti namanya, Mentok Rimba terutama menghuni hutan-hutan rawa dengan kolam-kolam yang dangkal. Mentok Rimba adalah omnivora, memangsa aneka macam termasuk tumbuhan air seperti Hydrilla, siput, ikan-ikan kecil, cacing, serangga dan laba-laba air.
Pada masa lalu, Mentok Rimba hidup tersebar luas mulai dari India timur laut, Bangladesh, Asia Tenggara,Sumatra hingga Jawa. Pada tahun 2002 populasinya di seluruh dunia tinggal lagi 800 ekor; dengan sekitar 200 ekor menyebar di Laos, Thailand, Vietnam dan Kamboja, sekitar 150 ekor di Sumatra, terutama di Taman Nasional Way Kambas, dan 450 ekor di India, Bangladesh dan Myanmar.

More aboutMentok Rimba

Luntur Kasumba

Diposting oleh Unknown



Salah satu jenis burung langka yang karenanya masuk dalam seri perangko "Pusaka Hutan Sumatera" adalah luntur kasumba (Harpactes kasumba). Populasinya tergolong rendah walaupun hidup di habitat alami yang sesuai yaitu di hutan primer dan hutan dataran rendah bekas tebangan skala rendah.

Burung jenis ini tersebar di hutan dataran rendah tropis Sunda Besar yaitu Sumatera, Jawa, dan Kalimantan pada ketinggian kurang dari 600 meter dari permukaan laut. Namun, kini luntur kasumba sudah jarang ditemui di daerah-daerah tersebut.
Ancaman terhadap populasi ini terjadi karena habitat mereka sering mengalami penebangan dan dikonversi menjadi lahan pertanian. Selain itu juga, kebakaran hutan yang kerap terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja memberikan dampak negatif terhadap keberadaan populasi burung jenis ini.
Luntur kasumba berukuran besar dengan panjang 33 cm dan kepalanya berwarna hitam. Ada beberapa perbedaan antara burung jantan dan burung betina. Secara fisik, burung jantan memiliki kalung merah khas yang lebar dan bentuk bulan sabit putih di dada, sedangkan burung betina memiliki tenggorokan dan dada yang berwarna abu-abu kecokelatan dan perut cokelat muda. Namun, keduanya sama-sama beriris cokelat, kulit sekitar mata berwarna biru, paruh kebiruan, dan kaki jingga.
Tidak hanya secara fisik, burung jantan dan burung betina pun dapat kita bedakan melalui suaranya. Hampir sama dengan namanya, luntur, suara burung jantan jenis ini pun semakin lama semakin melemah seakan-akan meluntur. Suaranya lirih pendek berturut-turut: "kur, kur, kur" dari awalnya keras kemudian lama kelamaan melemah di ujungnya. Burung betina hanya bersuara seperti dengusan lemah.
Burung jenis ini memiliki kebiasaan berburu mangsa dari tenggeran yang rendah di hutan. Uniknya, mereka sering berasosiasi dengan berbagai kelompok jenis campuran.
Karena jumlahnya yang tinggal sedikit, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan burung jenis ini ke dalam kategori "mendekati terancam punah" (Near Threatened/NT).
More aboutLuntur Kasumba

Nuri Kepala Merah

Diposting oleh Unknown


Burung Nuri merupakan jenis burung yang paling cemerlang warna bulunya di antara anggota kelompok burung betet. Warna-warna bulu yang dimiliki seperti merah, biru, kuning dan hijau, serta hitam sangat mencolok. Mempunyai panjang tubuh 30-50 cm. Matanya berwarna kuning, paruh kuning kecoklatan. 

Ciri spesifik warana bulu di bagian kepala atas berwarna hitam. Pada ujung lidahnya terdapat organ mirip benang-benang halus dan pendek yang berfungsi untuk membantu memakan biji-bijian dan mendapatkan serbuk sari. 

Perilaku : Di habitat aslinya, jenis burung ini hidup berkelompok, baik sedang bertengger, terbang, dan mencari pakan. Tempat bertengger lebih menyukai di tajuk pohon pada bagian luar yang terbuka. Suara gaduk akan dikeluarkan, baik sedang terbang maupun sedang bertengger, kecuali sedang makan.

Reproduksi: Burung Nuri betina bertelur 3-4 butir, diletakkan di dalam sarang, telur dierami secara bergantian antara induk jantan dan induk betina. 

Nama Indonesia: Nuri kepala Hitam
Common Name : Black Caped Lory
Nama Latin : Lorius lory
Klasifikasi : Ordo Psittaciformes, Familia Psittacidae 

Pakan: Jenis-jenis pakan yang disukai burung ini berupa buah-buahan, biji-bijian, bunga, serbuk sari, madu, serangga dan larva serangga.
Habitat: Hutan tropika, berpohon-pohon, savana. Tersebar di Maluku dan Papua.
More aboutNuri Kepala Merah
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...