Bali Bird Park

Diposting oleh Unknown

Bali Bird Park

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJQ2VHKlZ1Q6nRuq5LhfamwOMc2jS0PNV2fTigZdLlzamDGIWMC7Dndyk5mIwm2H81-D87oCnEkiIX4fLHP5S-fs6xwPYr8ZxwaHNGsoNzHdjBpcMCfcmqdtt05ZB-IRenA9To0URCDXlY/s1600/bali-bird-park.jpg
Pulau Dewata Bali memiliki beragam destinasi wisata, mulai dari obyek wisata alam seperti Pantai Kuta, Gunung Agung, dan Taman Nasional Bali Barat, wisata sejarah dan budaya seperti Istana Tampak Siring, Pura Taman Ayun, hingga seni pertunjukan Tari Kecak dan Tari Barong. Selain dapat menikmati beragam obyek wisata tersebut, ada baiknya wisatawan juga menjajal keunikan atraksi wisata di Taman Burung Bali atau yang juga dikenal dengan Bali Bird Park.
 
Di tempat ini, wisatawan akan menemukan `surga burung` di tengah hutan hujan tropis buatan. Selain sebagai wahana rekreasi, lokasi ini juga cocok untuk kegiatan penelitian dan pendidikan mengenai satwa unggas baik yang ada di Indonesia maupun mancanegara. 
Taman Burung Bali mulai dibuka pertama kali pada bulan Oktober 1995. Sejak saat itu, taman burung ini terus berkembang hingga mencapai luas lahan sekitar 2 hektar. Sejak awal, taman burung ini dibangun dengan konsep botanical garden untuk tempat hidup dan berkembang aneka spesies unggas dari berbagai negara di dunia. Oleh sebab itu, Taman Burung Bali juga termasuk dalam ketegori lembaga konservasi yang bersifat ex-situ, yaitu ekosistem buatan yang dipilih dan dibangun untuk tujuan konservasi hewan di luar habitat aslinya.

 http://panel.mustangcorps.com/admin/fl/upload/files/ji1(1).jpg
Meski demikian, pengelola Taman Burung Bali tetap berusaha menciptakan lingkungan buatan yang mirip dengan hutan hujan (rainforest) yang menyerupai habitat asli unggas-unggas yang dipelihara dalam taman burung ini. Semula, areal yang telah `disulap` menjadi hutan hujan tropis buatan ini adalah lahan persawahan. 
Namun, berkat kecerdikan para perancangnya, lahan persawahan tersebut kemudian ditata sedemikian rupa dengan berbagai macam tanaman tropis (beberapa di antaranya adalah tanaman langka) dan dilengkapi dengan air terjun, telaga, dan kolam ikan buatan sehingga para pengunjung seolah-olah sedang berada di tengah hutan.
Berbagai jenis tumbuh-tumbuhan tropis bahkan sengaja didatangkan dari berbagai daerah di luar Bali. Selain tanaman tropis dari Indonesia, koleksi tanaman juga didatangkan dari Australia, Afrika, dan Amerika Selatan. Salah satu koleksi tanaman yang cukup terkenal adalah jenis tanaman blue bismarck palm yang ditanam di sebelah kolam buatan.
Berkunjung ke Taman Burung Bali, wisatawan tak hanya bisa melihat koleksi sejumlah 1.500 ekor burung yang terdiri dari 250 jenis. Di areal wisata ini, Anda juga dapat melihat langsung penangkaran atau pengembangbiakan burung-burung yang sudah langka, mulai dari melihat telur-telur burung, proses penetasan, hingga proses pemberian pakan. Para pengunjung juga dapat berfoto bersama burung-burung yang unik dan memesona (termasuk menyaksikan maskot burung endemik dan langka dari Bali, yaitu jalak bali).
Saat ini, dari sekitar 1.500 ekor burung tersebut, 70 persen di antaranya merupakan burung lokal Indonesia, seperti dara, jalak, kakatua, cendrawasih, kawao, merak, nuri, ayam, gelatik, dan lain sebagainya. Sementara 30 persen lainnya merupakan jenis-jenis burung dari luar negeri. Koleksi dari luar negeri ini berasal dari Afrika.
Antara lain bangau mahkota afrika, flamingo, betet abu-abu, dan congo; dari Amerika Selatan seperti makao biru emas, makao sayap hijau, makao skarlet, makao hycin, skarlet ibis, dan bangau sayap merah; dari Australia antara lain kakatua galah, kakatua mitchel, dan pelikan; serta beberapa unggas dari Cina, yaitu ayam hutan perak, ayam hutan coklat, dan ayam hutan emas.-wisatabali
More aboutBali Bird Park

Penuturan Penjual Emprit

Diposting oleh Unknown

Penuturan Penjual Emprit

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlXeKtNccLQ6xNEhPj0RObelRppmtmQ3n-Gs73XPj19PYXXquN4wPJtOcL7ul7yN_qcOKJv5FNZyDirxiKjqFuszqIhd-nSezjHx8o8K_pqsbXU3Su7xBK9DfPiwSMj1HVhgLXkVABCG8X/s1600/DSC05099.JPG

Puluhan,bahkan ratusan burung emprit yang sudah diberi pewarna dijajakan olehnya.Ya,Udin,seorang penjual burung emprit di sekitaran Klaten yang saya temui beberapa saat yang lalu saat berjualan di sekitaran Matahari Dept Store.



Beliau mengaku mendapatkan pasokan burung-burung emprit yang dijajakannya dari seseorang temannya yang berdomisili di daerah Klaten dengan harga Rp. 3000 hingga Rp.4000 untuk tiap ekor burung yang dibelinya.Lalu,Udin memberikan pewarna pada burung emprit yang telah dibelinya.

Lalu ia menjual burung emprit yang telah diwarnai tersebut dengan harga Rp.6500 / ekornya. "Ya kalau jualan kayak gini ini hanya mengandalkan peruntungan saja mas",katanya kepada saya.Burung yang dijajakannyapun merupakan burung yang dapat dikategorikan burung yang siap produksi.


Begitu sayangnya ketika burung yang sudah siap ataupun malah sudah bertelur ditangkap lalu diperjual-belikan.Memang sayang,tetapi ya bagaimana lagi pekerjaan tersebut yang dapat merkea lakukan.Kita juga harus menghargai usahanya.

Seorang ibu yang kedapatan membeli beberapa ekor burung emprit yang dijajakan Udin menuturkan,bahwa "Memberli burung hanya untuk anak saya saja mas.Paling-paling saya beli,saya beri makan beras dan saya beri minum.Terus 2 atau 3 hari kedepannya mungkin mati mas.Saya buang".Begitulah penuturan singkatnya.

Memang,burung emprit yang telah tertangkap memiliki kecendurungan untuk tidak memakan makanan yang disediakan.Mungkin juga terdapat rasa trauma yang membuat si emprit lama kelamaan mati dan yang paling penting adalah populasi emprit semakin terancam.
More aboutPenuturan Penjual Emprit

Kisah Perawat Burung TMII

Diposting oleh Unknown

Kisah Perawat Burung TMII

http://www.langitperempuan.com/wp-content/uploads/2008/07/emy_tbtmii.gif

Tidak banyak orang yang beruntung selalu berada di tengah merdunya kicauan burung sepanjang hari. Apalagi dimanjakan tontonan hiburan berbagai lagak burung yang tiada hentinya berulah lucu di sekelilingnya. Suasana seperti itu yang menyebabkan Endang Budi Utami (49) betah selama 20 tahun mengabdikan diri pada ribuan burung penghuni Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.


Hidup dan bekerja di hutan buatan di tengah kota tersebut, meminjam istilahnya, “Seakan di surga.” Perempuan yang sehari-hari dipanggil ‘Ibu Emy’ itu berbagi kisah hidupnya. Mengaku bahwa awalnya tidak berminat menggeluti dunia unggas, jalan Tuhan mengantarnya mengabdikan diri mengurus koleksi unggas eksotik dari berbagai belahan dunia yang dipelihara di Taman Mini Indonesia Indah.

Saat dijumpai di kantornya dalam kawasann Taman Burung TMII, Emy yang berpembawaan ramah itu, serta merta berbagi pengetahuannya tentang burung. Ia menceritakan petualangannya mengenali burung-burung langka yang dilindungi di habitatnya masing-masing, kesibukannya mengurus organisasi-organisasi pelestarian hewan, khususnya unggas, serta kecintaannya kepada unggas secara umum.

Ia bercerita tentang pengalamannya ikut melepaskan burung jalak bali kembali ke habitatnya. Jalak bali termasuk salah satu jenis burung yang hampir punah. Emy merasakan rasa bangga dan bahagia luarbiasa saat melihat burung-burung tersebut kemudian sukses berkembang biak sendiri di habitatnya, dengan demikian kelestariannya terjaga.

Emy sejauh ini memilih hidup melajang dan baginya burung-burung adalah bagai anak-anaknya sendiri yang perlu dijaga dan diperhatikan dengan telaten. Perempuan kelahiran Bojonegoro, 30 Agustus 1959, ini mengaku menyayangi ribuan unggas yang hidup di Taman Burung TMII. Ia membagi kasih sayang yang sama kepada setiap burung yang ada â€" yang berbulu indah, yang bernyanyi merdu, yang pemakan daging â€" seperti seorang ibu yang tidak membeda-bedakan anak-anaknya. Setiap burung memiliki keunikan dan keindahan tersendiri yang tidak dapat dibanding-bandingkan.

Sekalipun pencinta unggas total, ia memilih untuk tidak memelihara burung di rumah. “Takut tidak dapat memberikan perhatian yang cukup baik,” katanya jujur. Emy beritikad mencurahkan perhatiannya untuk memajukan, mengembangkan dan melestarikan koleksi burung yang ada di Taman Burung TMII dan seluruh burung-burung di Indonesia pada umumnya.-tamanmini
More aboutKisah Perawat Burung TMII
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...